Selasa, Mei 17, 2011

Rayakan Waisak Dengan Bakar Dupa

JAKARTA, M86 - Terik matahari di pagi hari tak menjadi halangan bagi sejumlah warga beragama Budha melakukan ritual sembahyang Cap Go di hari perayaan Waisak pagi ini. Wihara Dharma Bhakti, Kim Tek Ie merupakan salah satu wihara yang banyak dikunjungi umat Budha di Jakarta. Wihara ini terletak di jalan kemenangan, Petak Sembilan, Jakarta Pusat.

Sejak pagi menyingsing, wihara ini sudah mulai dipadati pengunjung, khususnya umat Budha yang melaksanakan ritual sembahyang Cap Go. Ritual ini diperuntukkan sebagai wujud penghormatan mereka kepada para dewa.

Sejenak mereka terdiam dan menghampiri tempat persemayaman para dewa, dalam keheningannya terselip sebuah doa, satu persatu dupa itu pun dibakar dan ditancapkan. Dan mereka berjalan mengelilingi wihara untuk menghormati para dewa dan berujung melakukan sembahyang langit.

Achi (54), salah satu umat Budha yang bersembahyang di wihara ini mengatakan, ritual sembahyang Cap go merupakan satu tradisi umat Budha untuk menghormati para dewa. Cap Go hari ini dinilai istimewa bagi umat Budha khususnya warga Tiong Hoa karena bertepatan dengan perayaan Waisak.

"Tradisi ini rutin dilaksanakan dua kali dalam setiap bulannya, namun kali ini spesial karena berbarengan dengan perayaan waisak, Cap Go adalah tradisi berdoa yang berarti umat manusia menunjukkan kehormatannya bagi para dewa," kata Achi di wihara Dharma Bhakti, Selasa (17/6).

Dia juga menuturkan, Sembahyang Cap Go yang dilakukan dapat memberi berkah bagi tiap umat. Dalam doanya umat memohon untuk diberikan kesehatan dan kesejahteraan.

"Dalam ritual ini umat memohon supaya diberi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan, semakin banyak asap yang dikeluarkan dupa akan semakin unggul doanya," kata dia.

Selain itu beberapa umat lain yang berada di wihara juga melakukan ritual lepas burung. Hal ini dimaknai sebagai ritual pembuang dosa. Sebanyak 108 burung dikumpulkan dalam satu keranjang, yang kemudian dilepaskan.

"Lepas burung diartikan sebagai pembuang dosa, serta dapat dimaknai agar umat terlepas dari segala hambatan," ujar Bendi, salah satu umat yang melakukan ritual lepas burung. (red/*tdc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails