Selasa, April 19, 2011

Foke : Bodo Amat, Gue kan Gubernurnya

JAKARTA, M86 – Selajimnya, sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo harus memberikan panutan berbahasa santun. Pasalnya selaku seorang pimpinan yang kerap muncul di publik dan televisi pastinya bakal menjadi contoh bagi kalangan anak-anak. Soalnya sudah tidak sekali pria yang akrab disapa Foke ini mengunakan bahasa kasar yang tak layak dicontoh apalagi sebagai seorang pimpinan daerah.

Buktinya, terlihat ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai baliho besar yang dipasang di gedung DPRD DKI Jakarta. Saat ini terpampang sebuah baliho dengan gambar gubernur yang akrab disapa Foke itu. Di baliho tersebut, Foke terlihat sangat berwibawa dalam balutan busana adat betawi, tentunya dengan kumis tebal yang menjadi ciri khasnya.

Meskipun dengan dalil bahwa baliho itu dipasang sebagai instruksi langsung dari Pemerintah Pusat untuk mendukung Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN tahun ini. Namun, karena tampil sendirian tanpa Wakil Gubenur Prijanto, baliho itu lebih terkesan untuk kampanye dirinya. Soalnya Foke juga merupakan salah satu kandidat yang bakal maju kembali menjadi Balon Gubernur DKI Jakarta nanti.

Ditanya wartawan mengenai hal itu di sela-sela rapat kerja pemerintah dengan dunia usaha di Istana Bogor, baru-baru ini, Foke terlihat tidak senang. Awalnya ia tenang menjawab bahwa baliho tersebut untuk menyambut konferensi ASEAN yang diadakan di Jakarta.

Namun, ketika disinggung mengapa fotonya yang terpampang, Foke langsung meradang. Ia mengatakan sebagai gubernur, fotonya layak berada di sana. “Bodo amat, gue kan gubernurnya. Kalau lo gubernurnya, pasang foto lo di sono,” cetusnya dengan kesal.

Tentu saja wartawan kaget mendengar jawaban seperti itu. Apalagi sebagian besar wartawan adalah yang terbiasa meliput di lingkungan Istana Kepresidenan. Kalau wartawan peliput berita DKI mungkin sudah terbiasa dengan cara berbicara Foke yang kerap ketus tak layak sebagai seorang pimpinan ini.

Seorang wartawan kembali bertanya, berarti nggak masalah dong pak? Maksudnya meminta penegasan bahwa foto gubernur boleh dipajang besar-besar di gedung DPRD.

Di luar dugaan, Foke mengiyakannya, bahkan ia menyatakan bahwa Jakarta adalah wilayah “miliknya”, “Ya iyalah,, emang yang punya ibukota siapa?” jawabnya singkat.

Tak puas sampai di situ, wartawan kembali bertanya, “Kalau ada tudingan-tudingan kampanye gimana pak?”

Kali ini wartawan sudah bisa menebak jawabannya, ia pasti tidak akan peduli dengan banyaknya tudingan seperti tiu. “Bodo amat, kalau Gus Dur bilang EGP, emang gue pikirin,” kata dia sambil berlalu.

Begitulah Foke, gubernur yang dikenal enteng dalam memilih kosa kata selayaknya tidak terpelajar. Padahal, ia memiliki gelar doktor dari Jerman. Bagi yang biasa bertemu dengannya, itu sudah bukan hal aneh lagi. Wartawan di lingkungan Pemprov DKI biasanya cukup menimpali celotehannya dengan senyum atau sekedar geleng-geleng kepala. Bahkan ada juga yang berceloteh kecil. "Yang begini kok bisa jadi gubernur ya. Cuma gara-gara kumis doang." (red/*yhc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails