Sabtu, Februari 26, 2011

2012, Gedung Baru DPRD DKI akan Beroperasi

JAKARTA, M86 - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI akan rampung akhir tahun 2011. Sehingga pada awal 2012 mendatang, gedung baru berkonsep green building tersebut sudah bisa ditempati para anggota dewan. Gedung itu akan dibangun setinggi 22 lantai ditambah area parkir basement sebanyak 3 lantai.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta, Agus Subardono, mengatakan, untuk pembangunan gedung DPRD DKI, pemprov menganggarkan dana sebesar Rp 390 miliar yang dikucurkan secara multiyears atau tiga tahun, yaitu 2010-2013. Namun jumlah anggaran tersebut, kemungkinan besar dapat bertambah, mengikuti harga-harga material yang setiap tahun mengalami perubahan.

“Karena ini program pembangunan multiyears, setiap tahun akan dievaluasi berapa anggaran yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kondisi harga material di Jakarta. Namun untuk pagu anggarannya sebesar Rp 390 miliar,” kata Agus Subardono di Balaikota DKI, baru-baru ini.

Dijelaskan Agus, pembangunan gedung baru tersebut sudah dimulai sejak 2010 lalu, dan hingga saat ini pengerjaannya sudah memasuki tahap menyelesaikan lantai dasar atau basement untuk parkir. Sedangkan memasuki Februari tahun ini, pengerjaan sudah mulai membangun lantai 1 gedung.

“Awalnya kita hanya membangun 12 lantai. Namun untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah anggota DPRD DKI pada tahun-tahun mendatang, ditingkatkan menjadi 22 lantai. Ditargetkan awal tahun 2012, pembangunan gedung rampung dan segera ditempati anggota dewan,” ungkapnya.

Selain itu, jelasnya, gedung ini bersama gedung Blok G Balaikota DKI dijadikan pionir untuk gedung dengan konsep green building. Kendati pembangunan gedung berkonsep green building agak mahal, namun perawatannya dinilai jauh lebih murah dari gedung non green building.

Dengan green building, lanjutnya, gedung akan lebih hemat energi, ramah lingkungan, dan lebih ekonomis. Konsep green building yang dilakukan dimulai dari penghematan listrik. Sebab, aliran listriknya akan menggunakan tenaga matahari untuk lampu penerangan di seluruh ruangan.

Selain itu, terdapat pula ruang terbuka hijau (RTH) privat untuk menambah luas RTH yang ada di ibu kota. Penggunaan air pun akan didaur ulang untuk kegiatan-kegiatan lain sehingga air tidak terbuang percuma. Ia menjelaskan daur ulang air ini bukan untuk diminum tetapi kegiatan lain yang membutuhkan air. Contohnya menyiram tanaman.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta, Sarwo Handayani, menegaskan Pemprov DKI Jakarta pada 2009 telah bertekad mengurangi emisi sebesar 30 persen hingga tahun 2030 mendatang.

Bahkan para pemangku kebijakan dan kepentingan telah merumuskan langkah strategis, demi mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim tersebut. Salah satunya melalui program green building. "Untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim ini, Pemprov DKI telah mendeklarasikan pengurangan emisi sebesar 30 persen," kata Sarwo Handayani. (vis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails