Selasa, Februari 23, 2010

Musim Hujan, Pemprov DKI Siaga Antisipasi Banjir

JAKARTA, MP - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kawasan Provinsi DKI Jakarta akan mengalami curah hujan lebat dan berpotensi banjir hingga April 2010 mendatang. Namun masyarakat tak perlu khawatir, sebab DKI menyatakan siap mengantisipasi banjir selama musim hujan itu terjadi.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menyatakan, selama Januari – Februari 2010, curah hujan kawasan Jabodetabek cukup tinggi. Akibatnya peel Pintu Air Katulampa mencapai hingga empat meter, namun tidak mengakibatkan banjir besar di Jakarta. Bila dibandingkan dengan tahun 2007 lalu, peel PA Katulampa tidak mencapai empat meter, tetapi terjadi banjir besar di Jakarta.

“Itu merupakan salah satu indikator Pemprov DKI berhasil mengendalikan banjir lebih cepat dan lebih baik,” kata Fauzi Bowo di balaikota, Selasa (23/2). Pengendalian dan penanganan banjir lebih tepat dikarenakan Kanal Banjir Barat (KBB) yang sudah direhabilitasi sehingga bertambah penampungan volume airnya sebanyak 50 persen untuk dialirkan ke laut.

Prediksi BMKG bahwa curah hujan lebat berpotensi banjir hingga April tahun ini, menurut Fauzi, tidak akan mengurangi kewaspadaan Pemprov DKI dalam menghadapi dan menanggulangi banjir di ibukota. Bahkan meski sudah melewati bulan April atau musim hujuan, Pemprov DKI tetap akan mengerjakan program pembangunan terkait penanggulangan banjir di Jakarta.

“Kami berharap curah hujan yang terjadi di hulu dan lokal tidak terlalu tinggi. Kendati demikian saya tidak pernah mengurangi kewaspadaan dalam mengantisipasi banjir. Begitu juga dengan seluruh aparat saya harus selalu waspada antisipasi banjir setiap waktu,” ujarnya.

Ia optimis, frekuensi banjir dan ketinggian genangan air di lokasi rawan banjir akan semakin berkurang pada tahun-tahun yang akan datang. Sebab, saat ini, Pemprov DKI menargetkan pengerukan 13 sungai dari program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) yang mendapat pinjaman dari Bank Dunia akan segera dilakukan antara bulan Juni-Agustus 2010.

Diharapkan, setelah peraturan menteri keuangan tentang hibah dana pinjaman Bank Dunia sebesar Rp 1,594 triliun untuk program pengerukan 13 sungai ini turun, maka dana hibah tersebut segera diserahkan ke Pemprov DKI. Setelah itu, tender pengerjaan pengerukan 13 sungai akan dilakukan pada Juni 2010. Selanjutnya, pemenang tender akan mulai mengerjakan pengerukan kali di antara bulan Juli dan Agustus tahun ini. Ditargetkan pengerukan tersebut dapat rampung tahun ini juga.

“Jika pengerukan sungai itu selesai tahun ini, maka 13 sungai itu memiliki kapasitas tampung air dengan volume yang lebih besar lagi. Dengan begitu saya optimis pengendalian banjir akan lebih baik lagi dan bencana banjir akan semakin berkurang,” tegasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Budi Widiantoro menyatakan, akan terus waspada dalam menghadapi dan menanggulangi bencana banjir. Dinas PU telah menyiapkan personil, sarana, prasarana, bahan dan peralatan pengendali banjir. “Kami selalu siap antisipasi banjir di Jakarta. Kami optimis banjir berkurang di Jakarta tahun ini,” kata Budi.

Saat ini petugas pengendali banjir di tingkat provinsi ada sebanyak 13 orang, di wilayah kota sebanyak 17 orang, operator pompa/pintu air sebanyak 276 orang. Kemudian satuan petugas (satgas) banjir tingkat provinsi sebanyak 25 orang dan di wilayah kota sebanyak 284 orang. Tidak hanya itu, Pemprov DKI juga telah menyiapkan 323 lokasi tempat pengungsian bagi korban banjir, sarana kesehatansebanyak 324 puskesemas dan 134 unit ambulan gawat darurat.

Sedangkan sarana dan prasarana yang siap digunakan dalam penanggulangan banjir, saat ini Pemprov DKI memiliki 179 unit pompa stasioner yang dapat menyedot air total sebanyak 290 meter kubik per detik. Kemudian 83 pompa mobile yang dapat menyedot air total sebanyak 20 meter kubik per detik, 54 waduk pengendali banjjir dengan total luas 196 hektar, 93 pintu air pengendali banjir di 34 lokasi dan 26 situ retensi dengan total luas 122 hektar.

Selain itu, DKI juga mempunyai saluran makro dan sub makro sepanjang 465 kilometer dan saluran penghubung mikro sepanjang 15.370 kilomerter. Lalu juga ada siaga 51 posko piket banjir, 16 lokasi penakar curah hujan dan tujuh titik pantau ketinggian air di hulu.(red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails