JAKARTA, MP - Walau belum diketahui secara pasti penyebab kerusakan teknis pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muarakarang yang berakibat sebagian besar wilayah Jakarta padam, namun pihak PLN mengupayakan sekitar pukul 22.00, listrik kembali normal.
"Hingga kini kita belum tahu apa penyebab kerusakan PLTGU Muarakarang. Tapi, kita upayakan malam nanti sekitar pukul 22.00 sudah normal kembali," jelas Purnomo Willy, General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang kepada wartawan, Senin (9/11).
Lebih lanjut Purnomo menjelaskan, akibat kejadian itu kebutuhan listrik di wilayah Jakarta Barat, sebagian Jakarta Pusat, Sebagian Jakarta Selatan dan Jakarta Utara mengalami pemadaman listrik. "Saat ini pemadaman terjadi di daerah Bintaro, Pondok Aren, Meruya, Kedoya, Cengkareng, Kamalmuara, Cinere, Ciputat, Cipulir, Slipi, dan Kebonjeruk. Perbaikan terus kami lakukan dan beberapa pembangkit di PLTGU pun sudah mulai beroperasi. Mudah-mudahan malam nanti sudah kembali normal," ungkapnya.
Menurutnya, PLTGU Muarakarang selama ini memiliki kapasitas daya listrik sebesar 990 megawatt. Jumlah tersebut didistribusikan untuk melayani kebutuhan aliran listrik bagi 500 ribu pelanggan di Jakarta dan Tangerang. Selain itu, PLTGU Muarakarang juga mendistribusikan aliran listriknya ke sistem gardu distribusi
Gandul, Cinere.
Penggunaan listrik oleh pelanggan di Jakarta, sambungnya, mengalami beban puncak setiap pukul 10.00–15.00, dimana penggunaan listrik mencapai 5.050 megawatt. Akibat kerusakan sistem di PLTGU Muarakarang ditambah belum optimalnya Gardu Cawang, PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang menyebabkan defisit atau pemadaman listrik sekitar 250 megawatt.
Sementara itu, terkait dengan adanya pemadaman listrik bergilir tersebut mempengaruhi operasional pelayanan kereta api rel listrik (KRL) Jabodetabek. Kepala Humas Daop I PT KA Persero, Sugeng Priyono mengatakan, perjalanan KRL mengalami pengurangan jumlah operasional. "Sekali jalan biasanya kami bisa mengoperasionalkan 5 KRL, namun karena adanya pemadaman bergilir, kami hanya bisa mengoperasikan 2 KRL saja untuk sekali jalan," katanya.
Sugeng mengaku, selama kurang lebih sebulan terjadinya pemadaman listrik secara bergilir, menyebabkan terganggunya jadwal keberangkatan KRL. Penumpukan dan antrean penumpang pun kerap terjadi di setiap lintas yang terkena pemadaman. "Untuk mencukupi listrik aliran atas (LAA), kendali operasi KRL diatur dengan pengaturan jarak atau headway," jelasnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, lanjut Sugeng, pihaknya mengupayakan penyuplaian LAA gardu yang terkena pemadaman, melalui gardu LAA terdekat. Bahkan, pengoperasian genset pun dilakukan. "Pemadaman listrik saat ini terjadi di Bekasi dan Jatinegara. Setiap KRL terlambat hingga 12 menit. Diharapkan masyarakat bisa memahami karena dampak pemadaman listrik bergilir sejak sepekan lalu," tandasnya. (red/*bj)
Senin, November 09, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar