Gedung tiga lantai yang dibangun pada tahun 1976 ini sudah sangat memprihatinkan. Kondisi paling parah terjadi pada lantai tiga, di mana lantai di ruangan tersebut sudah melengkung dan dikhawatirkan ambruk. "Ketika kita berjalan di lantai tiga, getarannya sudah terasa. Dengan kondisi itu, kami tidak berani mengisi ruangan itu dengan bobot yang berat," ujar Asep Djuanda, Kepala Markas PMI Cabang Jakarta Pusat, Selasa (24/11).
Tidak hanya itu saja, kata Aasep, hampir seluruh tembok gedung tersebut juga sudah mulai terkelupas dimakan usia. Atap gedung, tangga, dan kamar mandi juga sudah sangat memprihatinkan. "Ya, hampir seluruh bangunan ini sudah rusak," ungkapnya.
Dari lima wilayah kota administrasi di Jakarta, kata Asep, hanya gedung PMI Jakarta Pusat saja yang belum pernah mengalami perbaikan. Padahal, kondisinya sudah sangat memprihatinkan. "Cuma gedung PMI Jakpus yang belum pernah direnovasi, yang lain sudah semua. Bahkan sudah ada yang dua kali renovasi," ungkapnya.
Agar suasana kerja dan pelayanan kesehatan tak terganggu, berbagai upaya pun telah ditempuh. Diantaranya mengajukan relokasi bangunan ke tempat yang lebih luas seperti di kawasan Rawa Kambing, Cempakaputih. Namun upaya tersebut kandas ada surat keputusan menteri dalam negeri yang menyebutkan bahwa lahan milik pemerintah tidak boleh digunakan oleh instansi di luar pemerintah. “Waduh, saya tidak tahu nomor lengkap dari peraturannya. Yang jelas aturannya seperti itu,” tutur Asep.
Mengingat keberadaan organisasinya sangat dibutuhkan masyarakat, Markas PMI Jakpus mengajukan anggaran rehab total ke Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta. “Pengajuannya untuk tahun anggaran 2010. Harapan saya bisa disetujui. Karena gedung sudah tak memungkinkan lagi untuk ditempati,” jelasnya.
Kondisi gedung PMI Jakpus memang bertolak belakang dibanding pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Betapa tidak, pelayanan klinik yang dilakukan PMI sepanjang dalam periode Januari hingga Nopember 2009 mencapai 3.588 orang, atau rata-rata sepuluh orang setiap hari.
Jumlah tersebut tergolong tinggi, belum lagi ditambah dengan pelayanan keluarga berencana (KB) dan pelayanan lainnya seperti donor darah, bakti sosial, dan pelayanan ambulans. "Tingkat pelayanan sangat tinggi, tapi kondisi gedung tidak memungkinkan," tukas Asep.
Siaga 24 Jam
PMI Jakarta tidak hanya melayani donor darah dan pelayanan KB. Bahkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir saat musim hujan, PMI Jakpus juga selalu siaga 24 jam.
Sejumlah perlengkapan yang selalu disiagakan diantaranya mobil ambulans lengkap dengan peralatan medis dan dokternya, mobil box berisi tenda pengungsi, dapur umum, dan tenda pelayanan kesehatan. "PMI tidak lagi menggelar apel siaga bencana karena PMI sudah selalu siaga," pungkasnya. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar