JAKARTA, MP - Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun sumber pengolahan air bersih siap minum di Waduk Jatiluhur. Pembangunan sumber pengolahan air siap minum ini membutuhkan investasi Rp 3 triliun. Biaya investasi akan ditanggung pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, dan investor swasta. Diharapkan studi kelaikan rampung tahun depan sehingga tahun 2011 bisa beroperasi.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan, pembangunan sumber pengolahan air siap minum bagi warga Jakarta sudah mendesak. Sebab, sejak tarif pajak air tanah dalam dinaikan, sesuai Surat Keputusan Gubernur Nomor 37 Tahun 2009 tentang Kenaikan Tarif Pajak Air Tanah Dalam, pemakaian air bersih yang disuplai dua operator PAM Jaya meningkat tajam. Namun, dua operator tersebut, yaitu PT Aetra dan PT Palyja, tidak bisa memenuhinya.
“Dengan adanya sumber air bersih siap minum ini, kita bisa mengamankan suplai air minum di Jakarta hingga 10 hingga 30 tahun ke depan,” kata Fauzi Bowo, usai bertemu Badan Regulator PAM Jaya dan Direktur Teknis Perum Jasa Tirta II, di Balaikota, Rabu (4/11).
Kendati demikian, pendistribusian air bersih siap minum ini akan tetap dipercayakan kepada PT Aetra dan PT Palyja. Selain jaminan air lebih bersih, sistem pengolahan ini juga akan lebih murah karena operator tidak perlu lagi mengeluarkan biaya operasional untuk pengolahan. Sehingga, kenaikan tarif air PAM bisa ditekan. Rencana ini, lanjut Fauzi, akan dibahas secara lebih intensif dengan Menteri Pekerjaan Umum pada hari Jumat (6/11), termasuk skema persentase investasi.
Anggota Badan Regulator PAM Jaya, Firdaus Ali, mengatakan, saat ini pasokan air dari PAM Jaya mencapai 5.000 liter per detik. Dengan rincian, 4.000 liter untuk suplai di Jakarta dan 1.000 liter untuk kawasan Karawang dan Bekasi. Dengan pembangunan proyek itu, diperkirakan suplai air bersih di Jakarta akan meningkat 75 persen. Dia optimis, Pemprov DKI bisa mencapai target 80 persen sesuai dengan target MDG’s melalui proyek tersebut di tahun 2011.
Proyek ini sangat penting. Sebab, selama ini suplai air bersih di DKI Jakarta masih di bawah 50 persen, karena warga masih banyak menggunakan air tanah. Proyek ini juga diharapkan dapat mengurangi tingkat kebocoran air pada kedua operator swasta tersebut. Selain itu, pada 2015 diharapkan suplai air dari proyek ini bisa mencapai 20.000 liter per detik.
Direktur Teknik PAM Jaya, Sri Widayanto, mengatakan, pembangunan pipa pengolahan air bersih siap minum dari waduk Jatiluhur akan dibangun sepanjang kanan-kiri tarum barat dengan menyewa lahan milik Perusahaan Jasa Tirta II. Sehingga bisa menekan biaya pembebasan lahan yang dilewati pipa-pipa itu. “Kami berharap dengan sistem yang baru, gangguan kualitas dan kuantitas bisa ditekan. Sedangkan dari segi biaya operasional, sedikit lebih rendah dari pengolahan air baku yang didapat Jakarta selama ini,” ujar Sri. (red/*bj)
Rabu, November 04, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar