Kamis, Oktober 29, 2009

Proyek Saluran Air Terminal Senen Asal Jadi

JAKARTA, MP - Pembangunan saluran air dan emplasement Terminal Bus Senen, Jakarta Pusat, dikeluhkan Warga RW 04, Kelurahan Senen. Sebab, lumpur yang ada di saluran air itu tidak diangkat ke permukaan. Ironisnya, di atas saluran air itu kini dibangun sejumlah kios. Akibatnya warga kesulitan ketika akan membersihkan saluran air dari kotoran sampah.

Warga menilai pihak pemborong tidak profesional dan tidak bertanggungjawab dalam mengerjakan proyek tersebut. Buktinya, selain lumpur di dasar saluran tidak dikeruk, mereka juga hanya membuat sejumlah bak kontrol yang satu sama lainnya berjarak 5 meter.

Seperti dikatakan Boyran (45), Ketua RW 04, Kelurahan Senen. Pembangunan saluran air di area terminal itu, kata Boyran, terkesan asal jadi. Pihak pemborong kurang profesional dalam mengerjakan proyek tersebut. Buktinya, pasca pembangunan, pemukiman warga pun menjadi kerap dilanda banjir lantaran terjadinya pendangkalan saluran air.

"Bagaimana kita mau membersihkannya kalau saluran tersebut tertutup oleh kios-kios yang berdiri di atasnya. Ini sangat mengganggu apalagi sebentar lagi memasuki musim hujan. Kalau saja lumpur di dasar itu diangkat, mungkin ceritanya tidak begini," ujar Boyran.

Pembangunan Terminal Senen yang berakhir beberapa waktu lalu, lanjut Boyran, berdampak buruk bagi warga RW 04 yang berdekatan dengan Terminal Senen. Selain banjir, sejak awal tahun lalu tercatat sekitar 30 warga terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat gas buang bus-bus yang keluar masuk terminal.

Selain itu, pria yang akrab disapa Boy ini juga menceritakan bahwa satu-satunya MCK (mandi cuci kakus) yang terdapat di RT 07/04, belakangan ini menjadi sering tersumbat alirannya. Akibatnya warga mulai jarang menggunakannya. "Bagaimana mau digunakan kalau MCK-nya selalu digenangi air, apalagi MCK tersebut sangat dibutuhkan warga karena sedikit sekali warga yang memiliki toilet di rumahnya," jelas Boyran.

Selama ini, pihaknya sudah berulang kali menyampai protes namun tidak ada tanggapan dari pihak terkait. Bahkan ketika akan dimintai pertanggungjawaban, pihak pemborong terkesan selalu menghindar. Akibatnya kini warga yang menanggung bebannya.

Bahkan jalur birokrasi pun ditempuh Boyran. Atas desakan warganya, ia menyurati Walikota Jakarta Pusat Sylviana Murni. Surat itu sudah ditanggapi, tapi nyatanya pembangunan yang dilakukan di Terminal Senen itu tetap masih berdampak kepada lingkungan sekitar, yakni banjir. Karenanya kini warga meminta agar kios-kios yang berdiri di atas saluran air itu segera dibongkar.

Lurah Senen, Mardiyono mengatakan, sejauh ini pihaknya mendukung langkah yang telah diambil warganya tersebut. Dirinya berharap agar persoalan ini bisa selesai secepatnya dan tidak merugikan warga. "Semoga persoalan ini bisa dicari jalan keluarnya dan selesai secepatnya. Apalagi akan memasuki musim hujan, sebaiknya diselesaikan saja tuntutan warga itu sehingga warga tidak menanggung dampak yang lebih parah," tukasnya.(red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails