Senin, Oktober 19, 2009

3 Pohon Tumbang Timpa Mobil, Rumah, dan Halte

JAKARTA, MP - Tak ada angin dan tak ada hujan, sedikitnya tiga pohon raksasa dan berusia ratusan tahun, Senin (19/10) pagi tumbang di tempat yang berbeda. Dua pohon beringin karet berukuran raksasa tumbang di Jl Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat dan satu pohon angsana raksasa tumbang di Jl Raya Kebayoran Lama No 12, Kelurahan Grogolselatan, Jakarta Selatan.

Dua pohon tumbang di Menteng, tepatnya di depan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institute ini langsung menimpa mobil Isuzu Panther B 8376 TM dan sebuah halte serta sebagian dinding pusat kebudayaan tersebut. Sedangkan di Jakarta Selatan, pohon tumbang menimpa rumah penduduk.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun pemilik kendaraan maupun pemilik rumah mengalami kerugian materi yang tak sedikit. Bahkan pemilik kendaraan mengalami luka-luka.

Decky (30), salah seorang saksi mata mengaku melihat tumbangnya pohon di Menteng terjadi pada Pukul 10.30. Padahal, saat kejadian cuaca di kawasan tersebut normal. Tidak ada hujan deras, kalaupun ada tiupan angin, itupun tidak terlalu kencang. "Aneh memang, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba pohon tumbang begitu saja. Padahal angin yang bertiup pun tidak terlalu kencang, biasa-biasa saja," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Hal senada dikatakan Herry (34), warga lainnya yang mengaku saat kejadian berada di lokasi. Ia melihat saat pohon tumbang, arus lalu lintas di sana sepi, kendaraan yang melintas bisa dihitung dengan jari. "Untung saja saat kejadian, mobil yang melintas di sini sepi karena terkena traffic light di Hos Cokroaminoto. Namun sial bagi Izusu panther, saat melintas langsung tertimpa pohon tumbang ini," paparnya.

Herry menceritakan, sebelum ambruk menimpa mobil Isuzu Panther, pohon berdiameter 4 meter dan tinggi 15 meter ini menimpa sebuah pohon asem jawa yang terletak di halaman Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institute. Tak lama kemudian pohon ini langsung menimpa atap halte dan ambruk hingga menimpa mobil Panther. Pohon ini juga sempat menimpa dinding pagar pusat kebudayaan Jerman dan beberapa kabel listrik.

Tarmidi (30) sopir Isuzu Panther naas ini hanya mengalami luka ringan. Hanya saja, kendaraan miliknya itu ringsek tertimpa pohon. Kini mobil tersebut langsung diamankan petugas Unit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Pusat di Kawasan Lapangan Banteng.

Sebenarnya pohon tua di kawasan Jl Sam Ratulangi ini sudah pernah ditoping oleh petugas Pertamanan setempat. Hanya saja yang dipangkas bagian rantingnya saja, terutama yang menjorok ke pemukiman, sedangkan yang ke jalanan dibiarkan saja. "Yang dipangkas biasanya ranting-ranting yang mengarah ke pemukiman. Sedangkan ranting yang mengarah ke jalan sepertinya dibiarkan, mungkin karena itulah pohon tersebut tumbang ke arah jalan," jelas Herry.

Akibat kejadian tersebut, arus lalu lintas dari arah Jalan HOS Cokroaminoto menuju Jalan Cut Mutiah dan Cikini maupun sebaliknya macet total. Hingga berita ini diturunkan, ruas jalan Sam Ratulangi masih ditutup guna keperluan pembersihan bangkai pohon raksasa itu.

Untuk mengevakuasinya, petugas menurunkan satu unit alat berat, tujuh truk berukuran sedang dan satu kendaraan pick-up terbuka milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Suzy Marsitawati, Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat mengatakan, pihaknya melalui Dinas Pertamanan DKI Jakarta menyiapkan santunan bagi mereka yang menjadi korban akibat pohon tumbang. "Silakan lapor ke Dinas Pertamanan serta melampirkan ketentuan dan syarat-syarat yang berlaku," ujar Suzy.

Persyaratan yang dimaksud antara lain adalah melampirkan fotokopi KTP, menunjukkan bukti laporan Kepolisian serta menunjukan foto saat kejadian berlangsung. "Jika pohon yang tumbang berada di areal Pemda maka kita siapkan santunan," ungkapnya.

Pohon tumbang juga terjadi di Jakarta Selatan. Namun warga tidak mengetahui kapan pohon tersebut tumbang. Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan, petugas langsung mengevakuasi bangkai pohon ini, Senin (19/10).

“Katanya kejadiannya Minggu malam, tetapi tidak ada warga yang lapor. Padahal, di malam yang sama kita juga sedang melakukan penanaman pohon di dekat kecamatan yang lokasinya tidak jauh dari sini. Tapi, tadi batang-batangnya yang menyangkut di atas genting sudah kita singkirkan, dan sisanya akan kita selesaikan hari ini juga,” ujar Dani, petugas Sudin Pertamanan Jakarta Selatan yang bertugas di Kecamatan Kebayoran Lama.

Menurutnya, rumah yang atapnya terkena batang pohon tidak mendapatkan penggantian, karena pohon yang tumbang itu bukanlah pohon yang diasuransikan. Pihaknya menduga, penyebab tumbangnya pohon karena ulah pedagang sate yang mangkal di sekitar lokasi dan sering membakar arang di dekat pohon sehingga membuat pohon menjadi cepat rapuh.

“Sebenarnya pohon angsana cukup kuat menahan angin, tapi karena sering dibakar dia akhirnya menjadi rapuh dan gampang tumbang. Dugaan ini karena terlihat di bawah akarnya ada bekas terbakar dan di situ juga banyak sampah yang hangus,” tegasnya.

Kasudin Pertamanan Jakarta Selatan, Heru Bambang Ernanto, menduga pohon itu sengaja dibakar oleh sejumlah orang iseng. Hal ini karena ada bekas hitam yang menandakan pohon itu baru selesai dibakar. “Ternyata sebelumnya ada yang iseng membakar. Kita akan selidiki kejadian ini,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kasubid Informasi Meteorologi Publik, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Harry Tirti Djatmiko mengatakan, kondisi cuaca saat ini memang masih dalam keadaan normal dimana kecepatan angin bertiup antara 30-36 kilometer per jam. "Kondisi cuaca normal. Yang perlu diklarifikasi, apakah pohon tersebut sudah tua atau memang sudah lapuk," ujar Harry.

Harry menjelaskan, angin kencang yang biasa terjadi jika kencangnya tiupan angin mencapai diatas 45 Kilometer per jam yang dapat menyebabkan pohon tumbang. "Tidak ada hujan disertai angin kencang saja sudah roboh itu kan yang menjadi pertanyaan," kata Harry.

Menurutnya, potensi hujan sedang terkadang lebat disertai petir dan angin kencang relatif masih ada terjadi di kawasan Jabodetabek dan didominasi terjadi di bagian selatan, seperti Jakarta bagian selatan, Jakarta Timur bagian selatan, Depok, Bekasi bagian selatan, dan Bogor. "Prediksi ini berlaku satu sampai tiga hari ke depan," tandas Harry. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails