Kamis, September 17, 2009

Jaringan Bus Way Makin Terintegrasi

JAKARTA, MP - Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta mengungkapkan akan mempersiapkan operasional busway koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) dan X (Cililitan-Tanjung Priok) setelah proses pengadaan armada selesai. "Persiapan oleh BLU misalnya memilih operator," kata Daryati Asrining Rini, Kepala BLU Transjakarta, kemarin sore.

Bus yang dibutuhkan untuk koridor IX dan X sendiri sebanyak 139 armada yang terdiri dari bus gandeng dan tunggal. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan sudah diajukan Rp 75 miliar sebagai uang muka pengadaan bus. Kebutuhan untuk pengadaan bus mencapai di atas Rp 300 miliar. Satu bus seharga sekitar Rp 1,5 miliar. Pengadaan bus, nantinya diadakan satu paket dalam beberapa tahun. Bus yang dibeli (pada APBD-P 2009) akan datang pada 2010.

Menurut Riza Hashim, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, mengungkapkan persiapan operasional busway seperti peninggian pembatas jalan akan dibahas pada usulan pada APBD 2010.

Sementara untuk perekrutan tenaga seperti penjaga tiket tidak dibutuhkan waktu yang lama. "Sekali diumumkan di koran, bisa langsung terpenuhi kebutuhan tenaga kerja," ujar Rini.

Mengenai kebutuhan tenaga kerja untuk operasional busway, lanjut Rini, belum diperhitungkan. Namun, bila pada setiap halte dibutuhkan pegawai, untuk tiket dan penjaga, maka pada 39 halte di koridor IX dan X, paling tidak butuh 156 pegawai.
Sementara itu Pemerintah Jakarta menganggarkan Rp 300 miliar untuk pengadaan 139 unit armada busway koridor XI dan X. Pengadaan bus yang akan dipenuhi langsung oleh anggaran daerah ini ditargetkan rampung tahun depan.

Menurut Hendah Sunugroho, Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 139 armada koridor XI dan X itu akan terdiri dari bus gandeng dan bus tunggal. Seluruh armada koridor XI dan X, akan dirakit oleh industri dalam negeri.

"ATPM (agen tunggal pemegang merk) dan industri karoserinya kan sudah ada, jadi nggak ada kesulitan. Begitu pula haltenya, sudah dirancang untuk bus gandeng ataupun bus tunggal," kata dia kepada wartawan.

Pengadaan untuk koridor XI (Pinang Ranti - Pluit) dan X (Cililitan - Tanjung Priuk) ini berbeda dari koridor sebelumnya. Untuk koridor III hingga VII, pengadaan bus, pembiayaan, berikut pengelolaannya, dilakukan oleh konsorsium operator swasta.

Namun demikian, Hendah menyatakan pengelolaan armada ini tetap diserahkan pada operator yang lulus tender. Saat ini, Dinas Perhubungan tengah merampungkan dokumen tender bersama salah satu konsultan transportasi. "Targetnya selesai pertengahan tahun, jadi hasil tender sudah diketahui akhir tahun nanti." kata dia

Sementara itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan sudah mengalokasikan dana Rp. 50 milyar hingga Rp. 75 milyar untuk uang muka pengadaan bus tersebut. Dana tersebut dimasukkan dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2009 (APBD - P).

"Koridor XI dan X mencerminkan kemandirian. Pembiayaan dilakukan pemerintah, dan pembuatan karoseri hingga perakitan bus oleh industri dalam negeri," kata Prijanto.(red/cok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails