Kamis, September 24, 2009

Datang ke Jakarta Berbekal Secarik Kertas

JAKARTA, MP - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menekan jumlah pendatang melalui operasi yustisi kependudukan (OYK) ternyata tak menyurutkan minat warga daerah untuk merantau ke Jakarta. Buktinya, diantara ribuan penumpang arus balik, masih terlihat sejumlah pendatang baru.

Tujuan pendatang baru itu hanya satu, yaitu mencari pekerjaan dan penghidupan yang kebih layak di kota metropolitan. Karena, kampung halaman mereka dirasa sudah tidak lagi menjanjikan lagi dan tidak mampu memberikan lapangan kerja. Kedatangan wajah-wajah baru itu dapat diamati di stasiun, pelabuhan, bandara, dan terminal bus.

Nanang Mulyana (26) misalnya, pria asal Kertawinangun, Cirebon, ini nekat datang ke Jakarta hanya berbekal secarik kertas bertuliskan alamat. Ia datang di Terminal Lebak Bulus bersama rekan-rekannya, yakni Ade (24) dan Didin (24). Rencananya, mereka akan menjadi kuli bangunan dan akan disalurkan oleh saudara Nanang Mulyana yang tinggal di kawasan Cilandak.

"Sebenarnya saya mau bekerja yang lain. Tapi untuk sementara tidak apa-apalah jadi kuli bangunan dulu. Mudah-mudahan nanti bisa bekerja yang lebih baik," harap Nanang yang mengaku lulusan STM itu, Kamis (24/9).

Ia optimis ke depan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sebab, dengan berbekal ijazah STM, Nanang yakin bisa bekerja di sebuah bengkel. Bahkan ia bercita-cita bisa mempunyai bengkel motor sendiri. Lain halnya Ade dan Didin, mereka hanya lulusan SMA. Sehingga tidak memiliki keterampilan khusus.

"Tapi saya teh bisa naik motor. Siapa tahu ada orang yang mau nyewain motor, jadi saya bisa ngojek dulu kalau belum dapat kerjaan kuli bangunan," kata Didin dengan logat Sundanya.

Niat tiga remaja tersebut untuk mengadu nasib di Jakarta memang sudah tidak dapat dibendung lagi. Sebab, di kampung halamannya mereka sulit mencari pekerjaan. Paling-paling hanya membantu orangtua di sawah. Bahkan, mereka tidak takut jika harus terjaring OYK.

"Memang sih, kata orang ibu kota itu lebih kejam dari ibu tiri. Tapi namanya kehidupan tetap harus berjalan. Makanya saya mengadu nasib di sini (Jakarta)," ucap Nanang.

Setelah berbincang beberapa saat, Nanang, Ade, dan Didin pun bergegas mencari angkot. Sayangnya, Nanang dan rekan-rekanya masih terlihat gusar saat akan mencari angkutan umum. Maklumlah, mereka baru pertama kali menginjakan kaki di kota Jakarta.

"Angkot yang arah Cilandak ngetemnya di sebelah mana?" tanya Nanang kepada salah satu petugas keamanan di Terminal Lebak Bulus. Setelah itu, Nanang dan rekan-rekanya naik ke dalam angkot dan siap mengadu nasib di Jakarta.

Keputusan mengadu nasib di ibu kota juga dilakukan Priyatna (37). Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, ini tiba di Terminal Kampung Rambutan hanya berbekal Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan ijazah SMP. Ia datang bersama tiga rekannya yang sebelumnya memang sudah pernah merantau ke Jakarta. Rencananya, Priyatna akan menjadi kuli bangunan bersama tiga rekannya tersebut.

Selama ini, Priyatna mengaku kesulitan ekonomi selama hidup di kampung halaman. Sebab, di kampung halaman pun ia bekerja sebagai kuli bangunan. “Orang seperti saya yang hanya lulusan SMP, paling hanya bisa kerja sebagai kuli bangunan. Karena nggak mungkin saya kerja di kantoran. Soalnya, kalau saya hanya mengandalkan penghasilan saya di kampung, tentunya anak-anak saya tidak bisa sekolah. Karena yang bangun rumah di kampung sangat jarang,” kata ayah tiga anak itu.

Karenanya, ia sangat berharap tenaganya akan sering terpakai saat di Jakarta. Selain itu, ia juga cukup tertarik dengan keberhasilan tetangga-tetangganya yang setiap kali pulang kampung membawa banyak uang.

“Kalau di Jakarta katanya kuli bangunan banyak yang nyari, karena banyak yang bangun rumah. Berbeda dengan di kampung, warga yang mau bangun rumah sangat jarang,” tukas pria yang berencana akan mengontrak di kawasan Kramatjati tersebut.

Meski belum mengantongi KTK DKI, Priyatna mengaku tidak khawatir jika terjaring OYK. Sebab, selama ini OYK hanya digelar di titik-titik tertentu. “Mau nggak mau harus kucing-kucingan sama petugas,” kata Priyatna sambil berlalu dengan membawa tas dan dua kardus mie instan.

Pendatang baru juga dapat ditemukan di stasiun kereta api. Dengan menenteng sebuah kardus di tangan kanan, Sutanto (19), akhirnya tiba di jalur 6 Stasiun kereta api Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (24/9), setelah menempuh perjalanan panjang selama 8 jam menggunakan KA Mataremaja dari kampung halamannnya di Klampok, Brebes, Jawa Tengah.

Tanto mengaku ingin mendapatkan pekerjaan tetap setelah tiba di Jakarta. Dirinya juga mengungkapkan, tertarik dengan ajakan kawannya bernama Aji (21) yang lebih dulu berada di Jakarta dan bekerja sebagai karyawan sebuah restoran di salah satu pusat perbelanjaan di Grogol, Jakarta Barat. "Saya diajak sama dia (Aji) dan saya memang tertarik kerja di Jakarta," ujar Tanto, sapaan akrabnya sambil menoleh ke wajah Aji yang berada di sebelahnya.

Tanto mengaku tertarik dengan ajakan dari rekannya tersebut, setelah selama lebih dari dua tahun belum memiliki pekerjaan di kampung halamannya. "Kalau di kampung nggak punya pekerjaan tetap mas. Kadang dagang dan kadang bertani bantu orangtua. Mudah-mudahan saja bisa diterima kerja di Jakarta," ujarnya masih dengan dialek Jawa yang kental.

Bahkan Tanto mengaku tidak khawatir terjaring operasi yustisi kependudukan yang dilancarkan Pemprov DKI Jakarta paska arus balik Lebaran. Dia berjanji akan segera melengkapi persyaratan administrasi kependudukan untuk bisa tinggal di Jakarta.

"Saya kan ke Jakarta mau mencari kerja mas, masa nggak boleh. Jika nanti diterima bekerja, saya berjanji akan segera melengkapi persyaratan administrasi kependudukan," ungkapnya meyakinkan. Saat ini, Tanto hanya berbekal KTP daerah asal serta ijazah yang diperlukan sebagai persyaratan melamar pekerjaan.

Meski demikian, jika tidak berhasil memperoleh pekerjaan, Tanto berjanji akan kembali ke kampung halamannya di Klampok, Brebes, Jawa Tengah.

"Kalau uang dan perbekalan saya habis dan tak kunjung diterima kerja di Jakarta, saya akan kembali pulang ke kampung halaman," tandas Tanto yang sementara akan menetap di rumah kontrakan kawannya di bilangan Slipi, Jakarta Barat. Selamat datang di Jakarta! (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails