Senin, Agustus 31, 2009

Solusi Hadapi Malaysia, Diplomasi dan Negosiasi

JAKARTA, MP - Ketua Pedoman Indonesia Fadjroel Rachman mengingatkan, Bangsa Indonesia tidak terjebak dalam nasionalisme reaktif atau nasionalisme bunuh diri tatkala menghadapi berbagai provokasi yang dilakukan Malaysia.

"Menghadapi Malaysia, yang kita perlukan nasionalisme akal sehat," ujarnya di Jakarta, Senin (31/8) menanggapi berbagai provokasi negara tersebut terhadap Indonesia mulai dari klaim seni budaya Indonesia hingga penganiayaan tenaga kerja Indonesia (TKI).

Menurut dia, prioritas penanganan masalah tetap diplomasi dan negosiasi.

Karena itu, Fadjroel menyatakan, tidak setuju jika kemudian Bangsa Indonesia mengambil langkah-langkah provokatif emosional, apalagi sampai konflik bersenjata dengan slogan yang telah ketinggalan zaman, yakni "Ganyang Malaysia".

Dia menegaskan, pemerintah harus segera membentuk tim khusus diplomasi yang langsung dipimpin Presiden Yudhoyono dengan pelaksana harian Menlu yang dibantu tim hukum, seniman dan budayawan.

Sementara untuk TKI yang di siksa di Malaysia, dia mengatakan, hal itu sebaiknya dilimpahkan saja ke pengadilan Malaysia, tetapi Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur juga harus memberikan perlindungan secara fisik dan hukum.

Fadjroel mengatakan bahwa Malaysia hanya negara kecil dan monarkis yang tidak terlalu peduli soal HAM, sementara Indonesia adalah negara besar dan demokratis.

"Kalau Indonesia dikelola dengan betul, maka saingan kita cuma China, India dan Brazil, bukan Malaysia. Jadi kita jangan terjebak," ujarnya.(red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails