Senin, Agustus 31, 2009

25 Stasiun Pemantau Kualitas Udara Dibutuhkan

JAKARTA, MP - Kepala BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) DKI Jakarta, Ir Peni Susanti mengatakan, Jakarta semestinya mempunyai 25 stasiun pemantauan kualitas udara, sehingga kualitas udara ibukota betul-betul bisa terpantau secara terus menerus.

"Namun kini kita hanya punya lima stasiun pemantau. Tiga di antaranya rusak, dua masih beroperasi dan satu lagi akan dibangun tahun ini di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya dibelakang Pospol Polisi," kata Peni Susanti di Jakarta, Senin (31/8).

Dua stasiun pemantauan kualitas udara yang sekarang masih beroperasi ada di Senayan, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Selain itu, ada satu mobil pemantauan kualitas udara yang berada di depan Departemen ESDM.

"Tujuan dari alat ini adalah untuk mengetahui kualitas udara tiap harinya, sebagai acuan untuk membuat kebijakan," ujar Peni.

Dari pemantauan tersebut, menurut Peni, pihaknya bekerja sama dengan pihak terkait bisa menerapkan suatu kebijakan, seperti pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, uji emisi ataupun penghijauan.

"Yang kami pikirkan akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Urban Regional Development Institute yang melakukan evaluasi terhadap kualitas udara Jakarta," tuturnya.

Di tengah suasana bulan Ramadhan, masyarakat tetap antusias mengisi hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) dengan berolahraga.

"Kami tetap konsisten menyelenggarakan dan masyarakat mendapat berkah dan menuju sehat," kata Peni Susanti.

Selain olahraga, BPLHD juga diisi dengan bazar Ramadhan di Bundaran HI. Ada banyak komunitas dan sponsor yang terlibat. "Ada sosialisasi jalan kaki dari Jakbar, pertandingan sepeda, futsal, dan biopori," ucap Peni.

Semoga, ia berharap, kegiatan ini bisa diteruskan dan ditingkatkan.(red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails