Sabtu, Juli 25, 2009

Ratusan Karyawan Freeport Memaksakan Diri ke Timika

JAKARTA, MP - Sekitar 200 karyawan PT Freeport Indonesia yang telah lama `tertahan` di Tembagapura karena situasi keamanan yang tidak kondusif, memaksakan diri untuk turun ke Timika, yang berjarak dua jam perjalanan darat.

Seperti dilansir dari situs kantor berita nasional, Sabtu, menyebutkan, para karyawan itu memaksakan diri berjalan kaki dari Mile 68 menuju "check point" satu di Mile 66.

Namun, setibanya di lokasi, ratusan karyawan itu ditahan oleh petugas satuan pengamanan PT Freeport dan menyuruh para karyawan untuk kembali ke Tembagapura.

Pada saat yang bersamaan, sejumlah karyawan lainnya juga telah tiba di lokasi hingga mereka bergabung di Terminal Termbagapura, dan tetap berkeras untuk kembali ke Timika.

Dalam beberapa pekan ini, situasi keamanan di sekitar area perusahaan tambang PT Freeport memang tidak kondusif, berbagai aksi teror berupa penembakan mobil karyawan beberapa kali terjadi hingga menimbulkan tiga orang meninggal dunia.

Rangkaian gangguan keamanan di Freeport dimulai saat pembakaran bus karyawan dan pos keamanan perusahaan di Mile 71 pada 8 Juli dinihari.

Tiga hari kemudian (11/7) terjadi penembakan di Mile 53 yang menewaskan Drew Nicholas Grant (38), pekerja Freeport asal Australia. Esok harinya (12/7), petugas satuan keamanan (sekuriti) Freeport, Markus Rante Allo, juga tewas ditembak di Mile 51.

Peristiwa terakhir, 13 Juli, jenazah provost Polda Papua, Brigadir Dua Marson Fredy Pettipelohi, ditemukan dengan luka parah di bagian leher di Mile 64.

Aksi gangguan keamanan pun terkadang masih berlangsung di area itu, sehingga mengakibatkan karyawan PT Freeport tidak dapat bekerja maksmimal, bahkan sebagian terpaksa tertahan di Tembagapura dan belum mendapat libur atau cuti. (mp/*a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails