Selasa, Juli 14, 2009

89 Kasus Kebakaran, 16 Orang Tewas

JAKARTA, MP - Bencana kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian materi dalam jumlah besar. Terkadang, amukan si jago merah juga merenggut korban jiwa. Seperti peristiwa kebakaran yang menimpa restoran Soto Lamongan, di Jl Kedoya Raya Nomor 12, Jakarta Barat. Dalam kejadian itu, tujuh karyawan tewas terbakar.

Kasus kebakaran di wilayah Jakarta Barat memang tergolong tinggi. Sejak Januari hingga Juli 2009, telah terjadi 89 kali kebakaran. Selain menimbulkan kerugian materi sebesar Rp 17,9 miliar (belum ditambah kerugian peristiwa di Kedoya yang diperkirakan Rp 1 miliar), jilatan api juga mengakibatkan 16 orang meninggal dunia. Sebelumnya, kebakaran di Gang Kiara RT 13/06, Jembatanlima, Tambora (17/6) juga menewaskan seorang bocah berumur 3 tahun. Sedangkan pada Januari, delapan orang meninggal saat rumah kos di Jl Buni RT 008/02, Jatipulo, Palmerah ludes dilalap api (8/1).

Penyebab kebakaran masih didominasi hubungan arus pendek listrik yang mencapai 77 kasus. Sisanya diakibatkan kompor gas, lilin, rokok, dan lain-lain. Sedangkan obyek yang paling sering terbakar, yaitu rumah tinggal 32 kasus. Kemudian obyek umum seperti pasar, gardu listrik, dan lapak PKL sebanyak 26 kasus. Sementara obyek industri seperti pabrik dan konveksi sebanyak 11 kasus. Sisanya kendaraan baik itu mobil maupun sepeda motor.

"Sejauh ini, peristiwa kebakaran di Jakbar telah merenggut 16 korban jiwa. Sedangkan kerugian materi diperkirakan sebesar Rp 17,9 miliar. Jumlah kerugian itu belum termasuk peristiwa di Kedoya karena masih dalam penyelidikan. Namun dugaan sementara diperkirakan mencapai Rp 1 miliar," ujar Sudjadi, Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin Pemadam dan PB Jakbar), Selasa (14/7).

Tingginya kasus kebakaran menimpa rumah tinggal, kata Sudjadi, karena penghuni seringkali kurang waspada terhadap bencana kebakaran. "Banyaknya bencana kebakaran yang menimpa rumah tinggal dikarenakan kewaspadaan penghuni terbilang rendah. Misalnya, kurang memperhatikan sambungan listrik atau tidak mematikan peralatan listrik sebelum meninggalkan rumah," katanya.

Untuk menekan kasus kebakaran, tutur Sudjadi, Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakbar telah melakukan berbagai langkah antisipasi seperti melakukan sosialisasi tentang bahaya kebakaran. Penyuluhan yang bersifat imbauan tersebut disampaikan melalui kelurahan RT dan RW, agar masyarakat sadar dan lebih waspada dalam menjaga lingkungannya dari bencana kebakaran. Kalau untuk industri, sosialisasi juga sudah dilakukan seperti imbauan agar selalu menyediakan peralatan pencegahan kebakaran seperti tabung pemadam, selang, serta hidran air.

Selain imbauan, sambung Sudjadi, cara lain yang dilakukan yaitu bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk melakukan sweeping listrik. "Pemkot Jakbar tidak tinggal diam dengan tingginya kasus kebakaran di wilayahnya. Berbagai tindakan pencegahan telah dilakukan. Mungkin perlu ditingkatkan lagi supaya hasilnya lebih maksimal," tukasnya.(mp/*a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails