JAKARTA, M86 - Walau pemerintah pusat belum juga mengeluarkan PP electronic road pricing (ERP), namun tidak mengurangi niat para investor dalam menyediakan infrastruktur jalan berbayar tersebut di Jakarta.
Bahkan, sejak tahun lalu, tercatat setidaknya ada empat perusahaan besar yang telah menawarkan diri menjadi investor dalam penyediaan infrastruktur ERP. Keempat perusahaan yang telah mengajukan proposalnya ke Pemprov DKI Jakarta itu yakni, Mitsubishi Heavy Industri Ltd, Q-Free, Iforte Solusi Infotek dan PT IBM Indonesia.
Keempat perusahaan itu mengklaim, teknologi yang akan diterapkan di Jakarta akan lebih canggih dibanding ERP yang sudah diterapkan di Singapura, Brisbane (Australia) dan Stockholm (Swedia).
“Empat perusahaan itu sudah mengajukan proposal. Karena itu, kami melihat sejauh mana sistem dan teknologi yang akan mereka gunakan. Pasti akan banyak pendekatan, karena Jakarta memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lain tentunya,” ujar Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, saat menghadiri workshop teknologi ERP di salah satu hotel berbintang di kawasan Jakarta Pusat.
Dijelaskan Pristono, Pemprov DKI Jakarta belum bisa menetapkan perusahaan mana yang akan dijadikan partner dalam penyediaan infrastruktur ERP. Sebab, pihaknya masih dalam tahap mempelajari teknologi dan sistem yang ditawarkan.
Selain itu, lanjut Pristono, pihaknya juga masih membuka kesempatan bagi perusahaan lainnya yang tertarik menjadi investor dalam penyediaan infrastruktur ERP.
“Kami masih menunggu tawaran dari perusahaan lainnya,” kata Pristono.
Saat ini, kata Pristono, Pemprov DKI juga belum memutuskan mekanisme penyediaan anggaran untuk ERP. Menurutnya, ada dua pilihan. Jika menggunakan APBD mala harus melakukan lelang sesuai dengan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Selain itu bisa juga menggunakan sistem investasi dari sektor swasta berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 13 Tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (Public Private Partnership) Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Sementara itu, Manager Mitsubishi Heavy Industries Ltd, Adi Ilham Y Salim mengatakan, perusahaannya telah berpengalaman menerapkan sistem dan teknologi ERP di Singapura dan Jepang.
Di Singapura diterapkan sistem ERP yang menjadi sistem penguraian kemacetan pertama dan paling sukses di dunia sejak tahun 1998. Di negara itu ada 84 gate entry (gantry) dan sebanyak 2,5 juta on board unit (OBU) dikeluarkan.
Sedangkan di Jepang diterapkan sistem electronic toll collection (ETC) dan menjadi paling sukses di dunia sejak tahun 2001 dengan jalur ETC sebanyak 680 jalur dan 1,7 juta OBU.
“Untuk di Jakarta, diencanakan akan diterapkan melalui teknologi Dedicated Short Range Communications (DSRC). Teknologi ini sudah terbukti dengan OBU yang andal. Dan aplikasinya cocok untuk jalan-jalan kota dan jalan tol yang macet di dalam kota. Ini berhasil diterapkan di Singapura,” jelas Ilham. (red/*b8)
Selasa, April 19, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar