JAKARTA, M86 - Setelah mendapat kepastian mengenai kelangsungan pembangunan fisik mass rapid transit (MRT) koridor Selatan-Utara (Lebakbulus-Kampungbandan), Pemprov DKI Jakarta dan Japan International Cooperation Agency (JICA) mulai membahas kajian awal mengenai koridor Timur-Barat Mass Rapid Transit (MRT).
"Perhitungan sementara, kebutuhan transportasi sangat tinggi di jalur Timur-Barat," kata Gubernur Jakarta Fauzi Bowo, di Balai Kota, Jakarta, Jumat (8/4).
Adapun hasil kajian awal JICA mengenai koridor Barat-Timur, ternyata sesuai dengan perhitungan sementara yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun jalur MRT dari Jakarta menuju wilayah Balaraja hingga Cikarang.
Rencananya, PT MRT sendiri akan membangun angkutan berbasis rel tersebut yang akan membentang sepanjang 110,3 kilometer yang terdiri untuk koridor utara-selatan (Lebakbulus-Kampungbandan) sepanjang 23.3 kilometer dan koridor timur-barat sepanjang kurang lebih 87 kilometer.
Pada pertemuan lanjutan pada akhir April mendatang, kata Fauzi Bowo, hasil kajian ini akan dibahas bersama Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan. "Pola yang kami harapkan tentu tak jauh beda dengan pola yang sekerang kami lakukan untuk pembangunan MRT tahap pertama," kata dia.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi, Sutanto Suhodho mengatakan, melihat komitmen tinggi dari JICA, dipastikan Pemprov DKI bersama PT MRT Jakarta akan menembus wilayah Tangerang dan Bekasi.
Rencana panjang rutenya sepanjang 80 kilometer, di antaranya sebanyak 40 kilometer terdapat di wilayah DKI Jakarta, selebihnya di dua wilayah tersebut.
“Pembangunan fisik koridor ini segera dilakukan kajian studinya, tidak perlu menunggu tahap I selesai. Diperkirakan kajian studi akan rampung sampai satu tahun, karena pembangunan koridor ini tidak hanya melibatkan satu pemerintah daerah, melainkan tiga pemerintah daerah,” kata Sutanto. (red/*b8)
Jumat, April 08, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar