Jumat, Desember 10, 2010

Rumah Mewah di Menteng Sarang Nyamuk

JAKARTA, MP - Rumah mewah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat dituding menjadi sarang nyamuk dan berpotensi menyebarkan penyakit demam berdarah. Sebab, rumah-rumah di pemukiman elite di Jakarta itu banyak tak berpenghuni alias kosong. Bangunan-bangunan berukuran besar dengan luas tanah di atas 300 meter persegi itu dibiarkan tak terawat sehingga diduga menjadi sarang nyamuk.

Sedikitnya, ada sepuluh rumah kosong yang ditinggal penghuninya. Rumah tersebut tersebar di Rw 04, 05, dan 07 yakni masing-masing di Jl Kusumaatmadja, Jl Hos Cokroaminoto, Jl Syamsurizal, Jl Dipenogoro, Jl Surabaya, Jl Ki Mangunsarkoro, serta Jl Kediri.

"Kader jumantik maupun petugas PSN tak bisa masuk ke rumah tersebut, karena tak ada pemiliknya. Kalau pun ada pembantu, namun tak berani memberi izin," ujar Putut Puji Linangkung, Lurah Menteng, saat menyerahkan seragam kepada 103 kader juru pemantau jentik (jumantik) di kantor kelurahan setempat, Jumat (10/12). Seragam ini bertujuan kader jumantik mudah dikenali saat memeriksa jentik nyamuk di rumah warga.

Kondisi rumah mewah kosong itu kini nampak rusak dan kotor bahkan ada sebagian atap serta pagarnya rusak. Diduga bangunan dan pekarangan rumah menjadi sarang nyamuk yang sulit dibasmi, dan juga memberi kontribusi menjadikan Kelurahan Menteng termasuk zona merah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, banyak di kawasan elite ini rumah yang tidak bisa dijangkau petugas PSN maupun kader Jumantik, mengingat pemilik rumah merupakan pejabat negara, kediaman dan kantor kedutaan besar (kedubes) negara tetangga serta pengusaha.

"Pemilik rumah mewah ini rata-rata dalam satu bulan lebih sering berada di luar Negeri. Sekalipun didatangi, yang ada hanya pembatunya yang sudah pasti tak berani memberi izin petugas masuk. Kerja bakti maupun PSN rutin dilakukan termasuk fogging di saat ada kasus. Tetapi tetap saja rumah-rumah itu tak bisa ditembus”, kata Putut.

Akibatnya, kasus DBD di Kelurahan Menteng tahun ini tetap paling tinggi dibanding empat kelurahan lainnya di Kecamatan Menteng. Bagaimana tidak, sejak Januari hingga akhir November 2010, DBD di Kelurahan Menteng mencapai 102 kasus. Disusul Kelurahan Pegangsaan 50 kasus, Kelurahan Gondangdia 36 kasus, Kelurahan Cikini 30 kasus, dan Kelurahan Kebonsirih 23 kasus.

Bahkan berdasarkan data puskesmas, kata Suci, tahun 2009 Kelurahan Menteng juga menduduki peringkat tertinggi DBD dengan 81 kasus. Kemudian Kelurahan Pegangsaan 74 kasus, Kelurahan Cikini 35 kasus, Kelurahan Gondangdia 24 kasus, serta Kelurahan Kebonsirih 20 kasus.

“Kelurahan Menteng selalu mendapat predikat zona merah DBD. Karena itu, kami minta kader jumantik lebih aktif lagi," kata Suci Cintya Polaputri, Sekretaris Kelurahan Menteng, Jumat (10/12). (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails