Rabu, Agustus 25, 2010

Kawasan Jakarta Belum KLB Demam Berdarah

JAKARTA, MP - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum menetapkan demam berdarah dengue (DBD) sebagai kejadian luar biasa (KLB) meski kasus DBD sepanjang tahun ini sudah mencapai 12.049 kasus. Alasannya, kasus demam berdarah yang terjadi tahun ini menurun sebanyak 4.105 kasus dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 16.154 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengungkapkan, kejadian KLB terjadi bila jumlah kasus DBD yang terjadi mencapai dua kali lipat dari jumlah kasus pada periode yang sama di tahun lalu. “Dari data yang ada, ternyata kasus DBD hingga Agustus di tahun 2010 mengalami penurunan hingga 4 ribuan dibandingkan periode sama di tahun 2009. Jadi tidak ada siaga satu maupun KLB DBD di ibu kota,” ujar Dien, Rabu (25/8).

Hal itu diungkapkan Dien, terkait dengan pemberitaan yang menyebutkan kondisi DKI Jakarta masuk dalam siaga satu kasus DBD. Ditegaskannya, tidak ada istilah siaga satu dalam kegiatan pengendalian dan penanganan DBD di DKI Jakarta. Hal yang sama juga berlaku untuk KLB. Tidak ada istilah KLB dalam kasus DBD, karena saat ini kasus DBD di DKI Jakarta terbilang dapat dikendalikan.

Kasus DBD setiap tahunnya mampu ditekan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui berbagai program dan kebijakan yang telah diambilnya seperti, menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengerahan juru pemantau jentik (jumantik), dan lain sebagainya. Selain itu, dari data yang ada di Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta juga menujukkan setiap tahun Pemprov DKI mampu menekan jumlah kasus DBD.

Secara garis besar, total kasus DBD tahun 2009 lalu mencapai 18.835 kasus dengan 32 orang diantaranya meninggal dunia. Untuk tahun ini hingga Agustus, kasus DBD mencapai 12.049 kasus dengan 17 orang diantaranya meninggal dunia. “Dari data itu dapat disimpulkan sampai saat ini tidak terjadi kondisi KLB di DKI Jakarta,” tegas Dien.

Hal itu juga terjadi dari data kasus DBD per bulan di tahun 2009 dan tahun 2010 yang terus mengalami penurunan. Seperti Januari 2010 kasus DBD mencapai 1.512 kasus menurun dibanding Januari 2009 yang mencapai 2.122 kasus. Februari 2010 mencapai 1.840 dan menurun dibanding Februari 2009 yang 2.107. Begitu pun pada Maret 2010 yang mencapai 2.588 menurun dibanding Maret tahun 2009 yang mencapai 2.930 kasus DBD.

Lalu, pada April 2010 tercatat sebanyak 2.373 kasus yang menurun dari April 2009 yang mencapai 2.783. Mei 2010 tercatat 1.494 kasus dan turun dari Mei 2009 dimana mencapai 2.470 kasus. Juni 2010 tercatat 1.031 kasus menurun dari Juni 2009 sebanyak 1.121 kasus. Juli 2010 tercatat 1.085 kasus menurun dari Juli 2009 sebanyak 1.730 kasus. Serta Agustus 2010 mencapai 126 kasus menurun dari Agustus 2009 sebanyak 891 kasus DBD.

Di tahun 2009, wilayah yang paling banyak terdapat kasus DBD yakni, Jakarta Timur sebanyak 5.225 kasus. Disusul Jakarta Selatan 5.070 kasus, Jakarta Utara 3.972 kasus, Jakarta Barat 2.600 kasus, dan Jakarta Pusat 1.968 kasus. Sedangkan untuk wilayah Kepulauan Seribu nihil alias tidak terdapat kasus DBD.

Sedangkan untuk tahun ini, hingga Agustus wilayah yang paling banyak terdapat kasus DBD yakni, Jakarta Timur dengan 3.248 kasus, disusul Jakarta Selatan sebanyak 3.053 kasus, Jakarta Utara sebanyak 2.129 dan Jakarta Pusat sebanyak 1.352 kasus, dan Kepulauan Seribu yang hanya mencatat satu kasus. Penurunan kasus DBD, menurut Dien, dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran warga Jakarta untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kendati demikian, ia mengimbau kepada warga DKI Jakarta untuk mengantisipasi merebaknya kasus DBD karena saat ini telah memasuki musim penghujan. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails