Senin, Juli 12, 2010

DKI Susun 17 Program Penanggulangan AIDS

JAKARTA, MP - Untuk mencegah serta menekan jumlah angka pengidap HIV/AIDS di DKI Jakarta, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta menyusun 17 program rencana kerja penanggunlangan HIV/AIDS yang dimasukkan ke dalam Rencana Aksi Provinsi 2011-2012. Ke-17 program prioritas tersebut disusun guna mendukung target KPAP DKI Jakarta yakni, mencegah 36 ribu kasus infeksi baru di tahun 2012.

Ke-17 program prioritas itu diantaranya, peningkatan promosi yang lebih tajam, pembangunan penjabaran dukungan CST (care, support, and treatment), program rapid asissment untuk evaluasi dan analisa, program integrasi, pemberdayaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), kesinambungan zero survey setiap tahun dan pengembangan sumber daya manusia KPAP DKI Jakarta yang handal, tanggung jawab, serta jujur melalui capacity building.
Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Mara Oloan Siregar, mengatakan, upaya keras yang dilakukan Pemprov DKI melalui KPAP DKI bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI) dalam menurunkan penularan, penyebaran, dan pencegahan infeksi HIV dan AIDS telah menghasilkan penurunan tingkat prevalensi kasus dan jumlah kasus di DKI Jakarta.

“Buktinya, Kota Jakarta tidak lagi menduduki posisi satu dari segi tingkat prevalensi kasus dan jumlah kasus. Melainkan menduduki posisi tiga untuk tingkat prevalensi kasus dan posisi keempat untuk jumlah kasus,” ujar Mara Oloan Siregar, saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) KPAP DKI Jakarta di Balaikota DKI Jakarta.

Oloan memaparkan, berdasarkan data Departemen Kesehatan, pada tahun 2009 tingkat prevalensi kasus AIDS di DKI Jakarta menduduki posisi ketiga yaitu dengan angka 31,67 kasus per 100 ribu penduduk. Posisi pertama masih ditempati Papua (133,07 kasus per 100 penduduk) dan Bali (45,45 kasus per 100 penduduk).Posisi tersebut bertahan hingga Maret tahun ini, di mana DKI Jakarta tetap berada di posisi ketiga.

Lalu untuk jumlah kasus, lanjutnya, pada tahun 2009, DKI menduduki posisi ketiga dari 33 Provinsi di Indonesia. Pada tahun tersebut, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, total jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 5.827 kasus, terdiri dari 2.849 kasus HIV dan 3.008 kasus AIDS. Kemudian angka ini menurun pada tahun 2010 yaitu, hingga Maret tahun ini, jumlah kasus HIV/AIDS di DKI mencapai 2.828 kasus diantaranya, 2002 orang menderita AIDS dari pengguna jarum suntik, sisanya 426 menderita AIDS dari non jarum suntik. Dari 2002 penderita AIDS tersebut, tercatat 426 orang meninggal dunia.

“Berdasarkan penelitian, kelompok yang sangat rentan terkena penularan HIV/AIDS di ibu kota ada pada usia produktif (25-44 tahun) yaitu sebanyak 1.131 kasus atau 19,31 persen. Dari total kasus sepanjang tahun, sebanyak 75 persen ODHA berjenis kelamin laki-laki dan 25 persen perempuan,” katanya.

Sekretaris KPAP DKI Jakarta, Rohana Manggala, mengatakan, keberhasilan tersebut harus diikuti dengan meningkatkan dan penambahan jumlah layanan untuk program pencegahan, terapi dan rehabilitasi yang dibutuhkan warga yang terinfeksi HIV dan ODHA.

“Selama ini, KPAP DKI Jakarta bekerja sama dengan dinas terkait dan dapat dukungan dari mitra internasional dalam merencanakan, mengembangkan, menjalankan, dan mengevaluasi program penanggulangan HIV/AIDS,” kata Rohana.

Untuk tahun ini, Rohana mengungkapkan, KPAP DKI menargetkan dapat mencegah 16 ribu kasus infeksi baru HIV. Untuk semester pertama, upaya dilakukan telah mencapai hasil yang cukup memuaskan bisa mencegah hampir 50 persen dari target. Untuk itu, Rohana optimis target tersebut dapat tercapai pada akhir tahun ini.

Agar program penanggulangan HIV/AIDS dilakukan tepat guna dan sasaran, maka KPAP DKI bersama dengan instansi terkait menyusun rencana aksi provinsi 2011-2012. Rencana tersebut harus bergerak kepada program pencegahan, perawatan dukungan, pengobatan, serta program mitigasi sebagai upaya memerangi penyebaran AIDS. Rencana yang dituangkan dalam 17 program tersebut ditargetkan hingga 2012 dapat mencegah 36 ribu kasus infeksi baru HIV.

Kepala Dinas Kesehatan DKI, Dien Emmawati, menegaskan, pihaknya akan terus membantu para ODHA. Saat ini, telah terdapat 85 rumah sakit yang siap melayani ODHA dengan gratis jika memiliki kartu JPK-Gakin dan SKTM. Selain itu, Dinkes DKI sudah memiliki alat tes pendeteksi HIV di 44 Puskesmas Kecamatan, 54 rumah sakit swasta, dan 6 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). “Totalnya, kita memiliki 104 lokasi dari 772 lokasi di Indonesia, untuk mendeteksi seseorang terinfeksi HIV atau tidak,” kata Dien. (red/*bjc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails