Sabtu, Juni 19, 2010

Ratusan Pengunjung PRJ Dihipnotis Barongsai

JAKARTA, MP - Ratusan pengunjung Pekan Raya Jakarta (PRJ), dihipnotis oleh atraksi barongsai yang dimainkan oleh kelompok kesenian barongsai Kwan Im Tang, Surya Sakti Jakarta. Tak hanya tarian dan suara musiknya, gerakan akrobatik yang dilakukan barongsai ini pun memiliki keunikan tersendiri.

Yang menarik, para pemain barongsai masih terbilang belia. Meski ukuran barongsai tidaklah besar, atau hanya dapat dimainkan oleh dua orang saja, namun kelincahan dan kegesitan gerak para pemainnya cukup mengundang takjub para pengunjung PRJ. Sehingga pengunjung dibuat terkesima dan enggan untuk beranjak dari singgasananya.

Ketua rombongan kesenian barongsai Surya Sakti, Willy, mengaku bahwa kesenian barongsai yang dipertunjukan ini merupakan pertunjukan yang ke tiga kalinya di arena PRJ, yakni mulai dari tahun 2008, 2009 dan tahun 2010 ini. Selama ini, kelompok Surya Sakti ini memang dikenal eksis mengisi pawai kebudayaan di Pekan Raya Jakarta.

Tujuan dari pertunjukan barongsai ini tidak lain adalah untuk menghibur pengunjung PRJ. Selain itu juga untuk lebih mengenalkan kesenian tradisi peninggalan nenek moyang kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Betawi yang memiliki unsur perpaduan budaya Tionghoa. Dalam pertunjukan barongsai ini, Surya Sakti menampilkan dua sesi penampilan barongsai. Yakni sesi dekorasi dan sesi akrobatik, yang menampilkan adegan atau pertunjukan yang berbahaya.

"Sesi pertama atau dekorasi lebih mengarah kepada keindahan gaya dan gerak. Biasanya pada sesi ini dimainkan oleh anak-anak, sementara untuk sesi akrobatik dimainkan oleh pemain dewasa yang lebih berpengalaman karena lebih berbahaya, seperti memanjat stager," kata Willy.

Pria yang bermukim di Jl Lautze Dalam, Jakarta Pusat ini mengaku bahwa barongsai merupakan suatu kesenian yang patut dilestarikan. Sebab barongsai bukan lagi kesenian milik orang Tionghoa, akan tetapi sudah mendarah daging sebagai kebudayaan tanah air yang patut di lestarikan. Buktinya saat ini banyak orang Jawa yang memainkan barongsai.

Willy juga menjelaskan bahwa dalam gerakan barongsai, kita dapat mengenal antara gerakan Singa Utara dan Singa Selatan. Gerakan Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur. Sedangkan gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.

Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad ke 17 dan sempat mengalami masa keemasan pada tahun 1950-an. Namun kesenian ini sempat dilarang saat orde baru berkuasa. Kala itu semua jenis kesenian asal Tionghoa dibredel. Namun sejak pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid, kesenian Tionghoa termasuk barongsai kembali bergairah dan hingga kini dapat berkembang di tengah masyarakat luas. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails