Senin, Maret 01, 2010

Pasar Bebas, Nilai Ekspor Impor DKI Menurun

JAKARTA, MP - Perjanjian perdagangan bebas antara China dan negara-negara di ASEAN (China ASEAN Free Trade Agreement) agaknya membawa dampak buruk bagi iklim ekspor impor di DKI Jakarta. Buktinya, nilai ekspor melalui DKI pada Januari 2010 mengalami penurunan sebesar 4,80 persen atau mencapai 2,828 miliar dollar Amerika dari nilai ekspor bulan Desember yang mencapai 2,968 miliar dollar Amerika. Namun bila dibandingkan dengan nilai ekspor bulan yang sama tahun 2009, nilai ekspor Januari 2010 masih lebih tinggi sebesar 20,50 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebutkan, penurunan juga terjadi pada kegiatan impor melalui DKI Jakarta sepanjang Januari 2010. Angka impor menurun sebesar 19,85 persen atau hanya mencapai 4,423 miliar dollar Amerika dari nilai impor Desember 2009 yang mencapai 5,242 miliar dollar Amerika. Namun bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2009, nilai impor Januari 2010 lebih tinggi sebesar 38,03 persen.

Kepala BPS DKI Jakarta, Agus Suherman memprediksi, kemungkinan besar terjadinya penurunan nilai ekspor dan impor melalui DKI Jakarta sejak ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas antara China dan negara-negara di ASEAN. Karena itu sejak awal tahun 2010, komposisi bahan baku dan penolong sisi komoditi sandang dari negara-negara lain menurun di bulan Februari, kalah dengan impor dan ekspor produk China. Akibatnya, harga pakaian pun lebih rendah karena produk-produk China telah masuk ke Jakarta dengan harga lebih rendah dari produk lokal maupun negara-negara ASEAN lainnya.

Terbukti sepanjang tahun 2009, impor barang-barang China melalui DKI Jakarta menduduki pringkat pertama mencapai nilai 60,32 persen. Produk-produk China yang diimpor terbesar antara lain mesin dan peralatan listrik mencapai nilai 2,2 miliar dollar Amerika serta mesin dan pesawat mekanik sebesar 1,7 miliar dollar Amerika. Menyusul produk bahan kimia organik, kapas, benda-benda terbuat besi dan baja, buah-buahan, bahan kimia unorganik serta barang-barang plastik.

“Namun, impor pakaian jadi China belum kelihatan untuk tahun ini. Dengan adanya perjanjian perdagangan bebas antara China dan negara-negara ASEAN, sudah kelihatan dampaknya yaitu inflasi karena bahan sandang mengalami penurunan indeks,” ujar Agus, Senin (1/3).

Nilai ekspor barang ke China melalui DKI Jakarta pada Januari 2010 masih di bawah peringkat Amerika Serikat, Jepang dan Thailand. Pada Januari 2010, nilai ekspor ke Amerika Serikat melalui DKI Jakarta mencapai 536,95 juta dollar Amerika, nilai ekspor ke Jepang mencapai 263,86 juta dollar Amerika dan Thailand mencapai 153,25 juta dollar Amerika. Sedangkan nilai ekspor ke China melalui DKI baru mencapai 98,93 juta dollar Amerika. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan nilai ekspor ke China pada bulan Desember 2009 yang mencapai 128,46 juta dollar Amerika.

Tak hanya itu, berdasarkan golongan penggunaan barang atau Brad Economic Category (BEC), nilai impor selama periode Januari-Desember 2009 mengalami penurunan untuk semua golongan penggunaan barang dibandingkan dengan periode Januari-Desember 2008. Untuk barang konsumsi mengalami penurunan sebesar 14,65 persen, nilai impor bahan baku dan penolong menurun sebesar 29,81 persen dan nilai impor barang modal menurun sebesar 11,08 persen.

“Penurunan prosentase bahan baku dan penolong mengakibatkan produksi barang dan kapasitas mesin industri turut menurun. Penurunan ini diakibatkan adanya bahan baku dan penolong dari China yang masuk ke Jakarta,” tandasnya.

Kendati demikian, Agus mengungkapkan nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta pada bulan Desember 2009 mencapai 643,10 juta dollar Amerika. Angka ini meningkat sebesar 7,52 persen dari nilai ekspor bulan November 2009 yang mencapai 598,12 juta dollar Amerika. Namun nilai tersebut lebih rendah 4,38 persen dari nilai ekspor sejenis pada bulan Desember 2008. Secara kumulatif, nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta sepanjang tahun 2009 mencapai 7,536 miliar dollar Amerika, menurun sebesar 19,77 persen dibandingkan tahun 2008.

Kontribusi nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta terhadap total nilai ekspor yang melalui DKI Jakarta bulan Desember 2009 sebesar 21,66 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,35 poin dari kontribusi bulan sebelumnya yang mencapai 21,31 persen.

Pasar utama ekspor produk DKI Jakarta masih tetap dipegang negara-negara ASEAN. Sepanjang bulan Desember 2009, keseluruhan produk-produk DKI Jakarta yang dipasarkan ke ASEAN mencapai 31,90 persen, meningkat 4,32 poin dari market share ASEAN bulan yang sama pada tahun 2008 yang hanya mencapai 27,58 persen. Tetapi nilai ini juga lebih rendah 3,12 poin dari bulan November 2009 yang mencapai 35,02 persen. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails