Rabu, Februari 17, 2010

2011, DKI Terima Dana Pinjaman Proyek MRT Tahap II

JAKARTA, MP - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, pada tahun 2011 mendatang akan mendapatkan kucuran dana pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Kucuran ini diberikan menyusul draft final report studi kelayakan MRT Tahap II (Dukuh Atas- Kota) yang hampir rampung. Saat ini draft tinggal menyelesaikan analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal).

Setelah itu, Japan International Cooperation Agency (JICA) akan menganalisa hasil studi kelayakan dan Amdal MRT Tahap II untuk menentukan pinjaman dananya.

Direktur Fungsi Korporasi PT MRT Jakarta, Eddy Santoso mengatakan, MRT Tahap II, draf final report studi kelayakan sudah selesai, tinggal menunggu proses penyusunan Amdal yang ditargetkan rampung Maret 2010.
“Akhir Januari lalu kita sudah sosialisasi kepada masyarakat di sekitar Dukuh Atas-Harmoni. Sekarang lagi dibuat penyusunan Amdal dan akan selesai Maret ini,” kata Eddy Santoso usai rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI, Jakarta, Rabu (17/2).

Jika Amdal selesai maka seluruh laporan tersebut akan diserahkan kepada JICA, yang merupakan anak perusahaan JBIC. Maksudnya untuk melakukan evaluasi sebagai dasar persiapan implementasi pemberian pinjaman dana. Biaya pembangunannya sendiri ditaksir mencapai US$81,6 juta hingga US$131,9 juta per kilometer, setara dengan Rp 767 miliar-Rp 1,24 triliun.

Eddy memprediksi, pinjaman dana untuk MRT Tahap II ini dapat dikucurkan JBIC mulai tahun 2011. Ia berharap desain dasar MRT Tahap II bisa berjalan paralel dengan pengerjaan konstruksi fisik. Sehinga target tujuh tahun untuk pembangunan hingga berioperasinya MRT Tahap II ini bisa tercapai.

“Seharusnya tahun 2018 MRT Tahap II sudah bisa dioperasikan. Lagi pula di tahap II ini tidak terlalu banyak menggunakan tanah, tapi kebanyakan memakai stasiun bawah tanah. Kami sudah berpengalaman pada pengerjaan MRT Tahap I,” ujarnya. Direncanakan stasiun bawah tanah atau subway akan dimulai dari Dukuh Atas, Hotel Indonesia hingga ke Glodok. Sedangkan Glodok hingga Kota akan menggunakan stasiun elevated (layang).

Proyek MRT tahap kedua rute Dukuh Atas-Stasiun Kota sepanjang 7,4 km dengan lintasan di bawah tanah. Menurut rencana, pada jalur MRT tahap kedua itu akan dibangun sembilan unit stasiun di bawah tanah

Biaya proyek MRT II untuk tahap pertama sendiri bersumber dari JICA sebesar Rp 8,36 triliun, pemerintah pusat Rp 1,25 triliun dan APBD DKI Rp 0,65 triliun. Pinjaman JICA yang bertenor 30 tahun dengan masa tenggang 10 tahun akan ditanggung DKI sebesar Rp 4,8 triliun dan sisanya oleh pusat. Setelah masa tenggang, kewajiban menutup pembiayaan proyek Rp 651 miliar, APBD DKI akan tergerus Rp 184 miliar setiap tahun.

Dari plafon pinjaman itu, pencairannya baru mencapai Rp 5,5 triliun yang terbagi atas dua tahap. Saat ini, sudah terdapat tiga kontraktor Jepang yang mengincar proyek tersebut, yaitu Sumitomo Corp, Marubeni Corp dan Itochu Corp. Tender konstruksinya baru akan digelar tahun depan. Kementerian Perhubungan akan memprioritaskan program pembangunan MRT jalur Dukuh Atas-Kota.

Sedangkan untuk MRT Tahap I (Lebak Bulus-Dukuh Atas), pengerjaan basic design sudah berjalan selama tiga bulan. Ditargetkan basic design ini harus sudah selesai pada November 2010. Paling tidak, sebagian desain sudah bisa dituangkan dalam dokumen lelang. Setelah itu, akan dilakukan tender pengerjaan konstruksi fisik, sehingga pada Januari 2011 pembangunan fisik dapat dilaksanakan.

“Basic desain sudah berjalan selama tiga bulan. Sekarang pada tahap pengumpulan data –data survey dan melakukan review forcast traffic. Kemudian survey untuk tanah (soil investigation), indentifikasi langkah-langkah teknis seperti bagaimana desain di lokasi depo, desain stasiun dan bagaimana penumpang didistribusikan,” jelasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails