JAKARTA, MP - Sebanyak 3.500 personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI dikerahkan untuk mensterilkan kawasan sekitar Istana Presiden dari pedagang kaki lima (PKL), saat berlangsungnya unjuk rasa 100 hari program kerja kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Pengerahan personil Satpol PP itu dimaksudkan untuk menjaga aset milik Pemprov DKI Jakarta dari kerusakan yang bisa terjadi saat berlangsungnya aksi demo 28 Januari mendatang.
“Satpol PP akan menggusur PKL di sekitar wilayah Istana. Jika tidak, kami khawatir akan banyaknya sampah yang ditimbulkan dan membuat kotor sepanjang kawasan itu,” ujar Harianto Badjoeri, Kepala Satpol PP DKI Jakarta, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (26/1).
Harianto mengatakan, maraknya PKL saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di sekitar Istana Merdeka dan jalan protokol di Jakarta, dapat menimbulkan tumpukan sampah mencapai 18 truk pengangkut sampah.
Untuk itu, lanjut Badjoeri, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam peningkatan keamanan, Satpol PP DKI Jakarta juga akan meminta bantuan dari Satpol PP wilayah kotamadya saat menjaga aksi unjuk rasa yang bakal digelar lusa.
Meski begitu, Badjoeri mengemukakan, saat ini para pengunjuk rasa telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi saat menyuarakan aspisrasinya. Oleh karena itu, Badjoeri berharap, aksi unjuk rasa mendatang dapat berlangsug aman dan tertib. “Karena ini adalah aset yang harus diamankan, sehingga pengamanan akan lebih diketatkan di depan Monas dan Balaikota,” tegasnya.
Badjoeri juga mengimbau kepada peserta unjuk rasa untuk tidak merusak fasilitas umum serta tidak membuat kemacetan di ibu kota. “Saya harap semua berjalan lancar sehingga aksi unjuk rasa ini tidak mengganggu kepentingan umum. Sehingga aktivitas warga ibu kota yang lain dapat berjalan lancar,” tandas Badjoeri. (red/*bj)
Selasa, Januari 26, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar