JAKARTA, MP - Diduga akibat korsleting listrik pada bagian AC, sebuah bus Transjakarta bernopol B 7600 IX dan nomor bodi JMT 061, Selasa (29/12) pukul 14.30, ludes terbakar di Jl Kramat Raya, tepatnya di depan Gedung Komisi Yudisial, Jakarta Pusat. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya saja sejumlah penumpangnya panik dan berhamburan keluar. Praktis, kejadian ini memacetkan arus lalu lintas kawasan tersebut.Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, bus Transjakarta atau lebih dikenal dengan sebutan busway yang mengalami nasib naas ini, sehari-harinya melayani rute Kampungmelayu–Ancol dan beroperasi di koridor V. Busway jenis gandeng ini dikemudikan oleh Edward J Sihombing.
Rudi Hidayat (50) salah seorang penumpang bus tersebut menuturkan, sejak melintas di daerah Matraman ia sudah merasakan busway sempat berjalan tersendat-sendat dan seperti akan mogok.
Kemudian sekitar 10 meter sebelum tiba di lokasi kejadian, warga Kampung Buaran, Cakung, Jakarta Timur ini baru merasakan dan mencium aroma gas menyengat yang keluar dari bus tersebut. Ia bersama penumpang lainnya pun mendadak panik dan meminta agar sopir bus segera menghentikan laju kendaraannya.
Walau begitu, sopir tetap melajukan kendaraannya walau dengan kecepatan rendah. Hingga akhirnya bus sarat penumpang ini pun mengeluarkan asap tebal dari bawah jok bagian belakang.
“Setelah ada asap, bus baru berhenti dan penumpang berhasil keluar semua. Tak lama kemudian api membesar dan sempat membuat terjadinya ledakan,” ungkap Rudi, Selasa (29/12). Semula ia berniat berkunjung ke Ancol untuk melakukan survei acara tahun baru di kawasan wisata tersebut.
Hal senada diungkapkan R Sinaga (52) penumpang lainnya. Menurutnya, usai meninggalkan halte Kramat Sentiong, ia mendengar adanya suara yang menyerupai gas bocor. Saat itu memang bus sempat berhenti dan petugas yang ada di dalam bus tersebut melakukan pemeriksaan. Tak lama kemudian, bus berjalan kembali dan terjadilah kepulan asap yang disertai dengan percikan api di bagian belakang bus.
“Beruntung, sebelum api membesar, seluruh pintu bus sudah dibuka sehingga memudahkan penumpang untuk berhamburan keluar mencari selamat,” ujar Sinaga. Ia juga menyesalkan tidak tersedianya tabung pemadam kebaran di dalam busway tersebut.
Sedangkan Denny Erpane (36), satgas busway yang berada di dalam bus naas itu menuturkan, sebelum kejadian bus dalam keadaan penuh oleh sekitar 60 penumpang. Sesaat sebelum kejadian, sopir bus langsung menekan tombol otomatis untuk membuka enam pintu busway secara bersamaan.
“Asal api diduga dari bagian belakang mesin. Tidak lama api segera membesar dan sempat terdengar juga suara ledakan,” ujar Denny. Menurutnya, sebelum beroperasi, bus ini sempat melakukan pengisian bahan bakar gas di Jl Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur.
Manajer Pengendalian Transjakarta Busway, Gunardjo, yang ditemui di lokasi kejadian menuturkan, dugaan sementara disebabkan hubungan arus pendek pada bagian AC. “Untuk lebih pasti, sebaiknya kita tunggu saja hasil penyelidikan Kepolisian,” katanya. Api baru berhasil dipadamkan satu jam kemudian setelah Sudin Pemadam Kebakaran setempat menerjukan lima unit mobil pemadam.
Gunarjo mengungkapkan, setiap busway yang beroperasi sudah dibekali dengan Lembaran Pemeriksaan Sebelum Beroperasi (LPSB) yang dikeluarkan oleh pool. Dengan keluarnya lembaran itu maka bus dinyatakan tidak terdapat kerusakan. “Jika ditemukan suatu kejanggalan atau kerusakan, pasti LPSB tidak akan dikeluarkan oleh kami,” ujarnya.
Mengenai tidak tersedianya tabung pemadam di dalam bus seperti dikeluhkan para penumpangnya, Gunarjo mengatakan, sesuai dengan standar yang berlaku, seharusnya alat tersebut terpasang di dalam bus. “Saya tidak membantah kalau alat itu tidak ada, tapi itu biasanya ada. Kita tunggu sajalah hasil penyelidikan kasus ini,” tandasnya. Ia juga menyebutkan bahwa seluruh busway yang beroperasi sudah melakukan pemeriksaan secara berkala. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar