Rabu, November 11, 2009

Pemadaman Listrik Bergilir Hambat Pasokan Air

JAKARTA, MP - Pemadaman listrik bergilir tidak hanya merugikan pelaksana usaha Industri Kecil Menengah (IKM) di ibu kota, tapi juga menghambat pasokan air minum ke pelanggan yang dioperasikan dua operator PDAM Jaya, yaitu PT Aetra Air Jakarta dan PT Palyja Jaya. Kedua operator ini mengalami pemadaman listrik selama satu jam per hari yang berakibat terhentinya suplai air bersih selama empat jam. Pasalnya, kapasitas air yang terpompa ke pipa-pipa distribusi pelanggan itu mencapai 9.000 liter per detik.

Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta, Syahril Japarin, mengatakan pemadaman listrik satu jam dapat berakibat terhambatnya pelayanan air hingga empat jam. Sebab penyaluran air harus didorong melalui pompa agar bisa melewati pipa distribusi dengan lancar. Sementara pompa air tersebut membutuhkan daya listrik cukup besar. Sehingga jika listrik padam, otomatis akan mengganggu kinerja pompa. Sebab, perlu waktu cukup lama untuk menghidupkan pompa tersebut agar bisa bekerja secara optimal.

Pilihan menggunakan genset, menurut Japarin, sangat tidak mungkin. “Kami punya genset. Tapi penggunaan genset untuk menggantikan daya listrik PLN untuk menggerakkan pompa sangat tidak mungkin. Karena daya yang listrik yang dibutuhkan sangat besar untuk memompa kapasitas 9 ribu liter per detik,” kata Japarin di Jakarta, Rabu (11/11).

Karena itu, Japarin mendesak agar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera melakukan langkah pasti dalam penyediaan listrik bagi operator air PAM di Jakarta. Pasalnya, jika pemadaman bergilir ini tidak segera berakhir, maka akan mengganggu kualitas pelayanan. Diantaranya tekanan balik air bisa merusak jaringan, kemudian akan membuat jaringan pipa terlalu kosong. Jika jaringan pipa terlalu lama kosong maka menyebabkan terjadinya endapan berwana kuning akibat karat pada pipa penyaluran air. Dampaknya begitu air mengalir pada jaringan pipa, air jadi tercemar. Dan kalau air langsung dikonsumsi bisa berdampak buruk untuk kesehatan.

Japarin mengharapkan PT PLN dapat memberikan prioritas bagi Aetra sehingga tidak mengganggu pelayanan air bagi lebih dari 380 ribu pelanggan di wilayah operasionalnya. "Kami berharap diberi pemberitahuan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemadaman agar bisa kita sosialisasikan kepada pelanggan," tuturnya.

Pemadaman listrik juga turut dirasakan PT Palyja Jaya. Kepala Humas PT Palyja Jaya, Meyrittha Mayranie, menerangkan akibat pemadaman listrik, layanan air bersih kepada 410 ribu pelanggan Palyja terganggu. Menurutnya, pihak PT PLN telah memberikan jadwal pemadaman listrik, namun jadwal tersebut selalu tidak tepat. “Jadwalnya selalu ngawur,” kata Meyrittha di Jakarta, Rabu (11/11).

Di bulan November, lanjutnya, jadwal pemadaman terjadi hampir tiga kali di seluruh instalasi air yang tersebar di Gedong Panjang, Jembatan Besi, Pejompongan, dan Cilandak. Gangguan itu berlangsung dalam interval 2 hingga 3 jam dalam sehari. Bahkan, sejumlah instalasi juga ada yang mengalami gangguan dua kali dalam sehari. “PLN juga pernah mematikan listrik hampir 19 jam,” jelasnya.

Untuk satu jam pemadaman, kata Meiritta, PALYJA setidaknya membutuhkan waktu selama empat jam untuk menyalurkan kembali aliran air ke pelanggan secara normal. Karena mesin pompa harus mengisi pipa yang kosong. Guna mengantisipasi kelangkaan air, PALYJA telah mengoperasikan sekitar 22 truk tangki air ke sejumlah wilayah vital seperti rumah sakit. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails