Wajar saja Gubernur Fauzi Bowo prihatin dan ikut meminta Dinas Damkar DKI melakukan langkah-langkah konkret pencegahan agar kasus kebakaran tidak terus bertambah. Sebab, sepanjang tahun ini saja telah terjadi 736 kasus kebakaran di lima wilayah kota administrasi.
Gubernur Fauzi Bowo mengatakan evaluasi awal ini merupakan serangkaian evaluasi untuk mencegah terjadinya kebakaran. "Output dari evaluasi ini adalah pencegahan terjadinya kebakaran secara lebih efektif di Jakarta serta mengurangi dampak kerugian," ujar Fauzi Bowo, usai menerima Kadis Damkar dan PB.
Dinas Damkar dan PB DKI mengakui kasus kebakaran yang melanda wilayah ibu kota. Namun, kata Paimin, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin, terutama dalam mempercepat pemadaman api dan meminimalisir korban. Namun upaya tersebut kurang optimal karena terbatasnya armada dan petugas yang dimiliki.
Saat ini, kata Paimin, Dinas Damkar dan PB DKI hanya memiliki 3.200 tenaga operasional. "Personel yang kita miliki masih minim. Setidaknya kita butuh 3.000 personel lagi. Karena setiap regu yang turun ke lapangan membutuhkan 1 mobil pemadam serta 6 personel. Karena itu, tahun depan akan kita tambah jumlahnya," ungkapnya, usai menghadap Gubernur DKI Jakarta di Balaikota Jakarta.
Diakuinya, saat ini setiap regu damkar hanya ada tiga personel. Selain menambah jumlah personil, pihaknya juga akan menambah jumlah armada. Dijelaskannya, saat ini jumlah armada yang ada di Dinas Damkar dan PB berjumlah 165 armada. "Paling tidak, kita butuh hingga 300 unit lagi. Untuk penambahan personil dan mobil sudah kita anggarkan untuk APBD 2010. Anggaran Damkar untuk 2009 sebesar Rp430,695 miliar. Sedangkan anggaran 2010 sebesar Rp136,409 miliar, dan masih dalam proses pembahasan," jelasnya.
Namun ia akan mengusahakan penambahan armada dilakukan akhir tahun ini dengan menggunakan anggaran APBD 2009. "Penyerapan anggaran APBD 2009 baru 20 persen. Nanti akan kita rapatkan lagi mengenai kemungkinan penambahan armada untuk penyerapan anggaran tahun ini," ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Damkar dan PB DKI, sepanjang tahun ini telah terjadi 736 kasus. Rinciannya, Jakarta Barat 198 kasus, Jakarta Selatan 182 kasus, Jakarta Timur 143 kasus, Jakarta Pusat 100 kasus, dan Jakarta Utara 113 kasus.
Bahkan 55 kelurahan di DKI termasuk titik rawan kebakaran. Rinciannya, 10 kelurahan di Jakarta Utara, 12 kelurahan di Jakarta barat, 13 kelurahan di Jakarta Selatan, 11 kelurahan di Jakarta Timur, serta 9 kelurahan di Jakarta Pusat.
Paimin mengatakan, titik rawan kebakaran terbanyak ada di wilayah Jakarta Selatan. Namun kasus kebakaran banyak terjadi di wilayah Jakarta Barat. "Di Jakarta Barat banyak pemukiman padat penduduk," ungkapnya. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar