Rabu, Juni 17, 2009

Pemda DKI Tidak Mendukung JGS

JAKARTA, MP - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) melihat pemerintah provinsi DKI Jakarta tidak serius mendukung penyelenggaraan Jakarta Great Sale (JGS) 2009 yang dilaksanakan mulai 18 Juli sampai 18 Agustus 2009.

"Itu omong kosong kalau pemerintah mendukung Jakarta Great Sale," kata Ketua Harian Aprindo, Tutum Rahanta disela-sela kunjungan ke Singapura, Rabu (17/6).

Bila memang pemprov DKI Jakarta peduli dengan Jakarta Great Sale, Tutum mengatakan sudah seharusnya pemerintah memberikan insentif dukungan kepada asosiasi dan pedagang untuk menjual dan mempromosikan bulan diskon belanja tersebut.

Pada kenyataannya, tidak ada insentif dari Pemda DKI Jakarta seperti pengurangan dan peniadaan pajak dan promosi. "Pemerintah itu ingin hajatan (dengan Jakarta Great Sale) tapi tidak mau mengeluarkan duit, malah kita tetap ditarik pajak," lanjutnya.

Dia mencontohkan Singapura Great Sale, dimana pemerintah membantu pusat perbelanjaan dengan mempromosikan dan membebaskan pajak untuk promosi tersebut.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar "Jakarta Great Sale" (JGS) bulan Juni 2009 sebagai upaya mendatangkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Kegiatan ini adalah salah satu dari agenda Pemprov DKI Jakarta untuk menarik kunjungan wisatawan," kata Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, Eko Guntur, di Jakarta, Sabtu (16/5) lalu.

Ia mengatakan, kegiatan yang berlangsung sebulan itu juga didukung oleh pemilik pertokoan dan mal dengan memberikan potongan harga mulai 10 hingga 50 persen pada produk-produk tertentu.

"Potongan harga tersebut berlaku hampir di semua mal dan pertokoan," katanya.

Menurut Eko, kegiatan tersebut dalam rangka menggairahkan kembali wisata belanja Kota Jakarta yang terkenal sejak dahulu sebagai pusat perdagangan terbesar di Indonesia.

"Kita berharap kegiatan tahunan ini akan mampu menjadi daya tarik wisatawan. Walau kita sadari krisis keuangan global masih melanda dunia," ucapnya.

Selain kegiatan tersebut, kata Eko, kalender acara serangkaian memeriahkan HUT ke-482 Kota Jakarta juga digelar berbagai kegiatan, di antaranya Pekan Raya Jakarta (PRJ), pameran produk keramik, dan pementasan kesenian Betawi.

Eko mengatakan, pada 2009 pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan asing sebanyak 1,6 juta orang. Pada 2008, terealisir 1,53 juta atau meningkat 26,21 persen dari target 1,3 juta orang.

Sedangkan pada 2008, Kota Jakarta dikunjungi sebanyak 15,74 juta wisatawan nusantara atau meningkat dari target 15 juta orang.

Optimistis

Sementara itu pengelola pusat perbelanjaan di Jakarta optimistis atas peningkatan transaksi Jakarta Great Sale (JGS) tahun ini naik hingga lima kai lipat meski dampak krisis global belum berakhir.

Manager Public Relations dan Tenant Relation Senayan City, Sri Ayu Ningsih, di Jakarta, Rabu, mengatakan, optimisme itu berdasarkan grafik transaksi sejak 2006 hingga sekarang yang terus naik.

"Kami optimis transaksi JGS tahun ini meningkat tiga hingga lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya," kata Ayu.

JGS merupakan program tahunan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta dan sebagai upaya mendatangkan kunjungan wisata nusantara dan mancanegara.

Ayu mengatakan, untuk mengejar target sebagai surga belanja di Indonesia, pusat perbelanjaan di kawasan Senayan tersebut melengkapi fasilitasnya dengan deposit room yang disediakan untuk penitipan barang bagi orang asing yang traveling, toilet khusus untuk anak usia dibawah lima tahun, ruang bermain bagi anak-anak, dan Customer Relation Officer yang bertugas mengantarkan pengunjung ke tempat tujuan di pusat perbelanjaan itu.

"Dengan kelengkapan fasilitas itu, kami berharap pengunjung merasa nyaman dan betah berlama-lama disini," katanya.

Sementara itu, terkait persaingan dengan Singapore Great Sale (SGS) yang diselenggarakan sejak awal Juni lalu, Ayu optimistis hal itu tidak akan mempengaruhi minat masyarakat terhadap JGS tapi justru meningkatkan transaksi JGS.

"Masyarakat Indonesia yang tergolong konsumtif justru akan lebih memilih JGS dibandingkan SGS karena pertimbangan faktor biaya tiket pesawat dan fiskal jika harus ke luar negeri," katanya.

Ayu mengatakan, dengan diselenggarakannya JGS, peluang tumbuhnya perekonomian akan semakin besar karena masyarakat menanamkan uang mereka ke dalam negeri.

"Ditengah dampak krisis global, even JGS dapat dijadikan, peluang untuk menumbuhkan daya beli masyarakat terhadap apa yang disediakan di negeri sendiri," kata Ayu. (mp/*a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails