Sabtu, Oktober 02, 2010

Kapolda Minta Warga Waspadai SMS Provokasi

JAKARTA, MP - Maraknya aksi tawuran antar ormas dan pemuda yang kerap terjadi belakangan ini, bukan hanya dipicu oleh orang-orang yang terlibat konflik tersebut. Namun, juga ditengarai karena penyebaran informasi yang tidak benar dari SMS. Sebab, dengan perkembangan teknologi yang sangat maju ini, masyarakat cepat sekali merespons sesuatu sehingga kejadian tawuran meluas karena adanya pesan pendek dari ponsel tersebut.

“Karena itu, kalau ada SMS atau pesan pendek yang tidak benar, kita semua jangan ikut menyebarkannya. Kalau perlu balas bahwa isi SMS itu tidak benar. Dengan begitu, kita bisa menciptakan situasi keamanan di Jakarta menjadi lebih baik,” imbau Irjen (Pol) Timur Pradopo, Kapolda Metro Jaya saat kegiatan silaturahmi forum koordinasi pimpinan daerah dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (1/10) malam.

Tidak hanya itu, Timur mengajak semua tokoh masyarakat, pemuka agama dan pimpinan ormas agar menyelesaikan permasalahan melalui cara lintas sektoral. Ditegaskannya, keamanan merupakan suatu kebutuhan hakiki yang diperlukan dalam kegiatan pembangunan dengan dinamika cukup besar. Sehingga diperlukan kondisi kamtibmas yang kondusif agar target pembangunan dapat tercapai dengan baik.

“Masyarakat adalah bagian yang dapat diberdayakan untuk ikut menyelenggarakan dan menciptakan situasi keamanan yang kondusif,” sarannya.

Pihaknya melihat Jakarta memiliki karakteristik luar biasa karena segala aspek kehidupan yang mewakili seluruh provinsi, suku, dan agama di Indonesia ada di dalamnya. Kondisi ini mengandung potensi gangguan keamanan yang cukup rumit.

Namun dengan kerja sama antara Muspida bersama-sama dengan masyarakat, angka kriminalitas dua bulan terakhir ini dapat ditekan. Bahkan, pada Agustus-September 2010 hanya terjadi 7.307 kejadian kriminalitas di Jabodetabek. Padahal, sebelumnya pada Juni-Juli 2010, jumlah angka kriminalitas mencapai 10.150 kejadian. Artinya, pada Agustus-September terjadi penurunan tindakan kriminalitas sebanyak 28 persen.

“Bahkan kalau dilihat dari jangka waktu kejadian, bulan Agustus-September waktu kejadiannya lebih lama dari Juni-Juli. Yakni, satu kejadian kriminalitas terjadi setiap 11 menit 49 detik pada Agustus-September. Sedangkan Juni –Juli, satu kejadian kriminalitas terjadi setiap 8 menit 30 detik,” paparnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan, masalah keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) merupakan hal yang sangat penting untuk terus dijaga dan dipelihara. Sebab, pembangunan kota Jakarta dapat berjalan maju jika suasana lingkungan tetap aman dan tertib. “Saya mengharapkan pertemuan silaturahmi ini bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Juga meningkatkan kesadaran tokoh masyarakat serta para pemimpin ormas dan pemuka agama untuk semakin merangkul anggotanya agar tidak melakukan kekerasan,” kata Prijanto.

Kekerasan atau perilaku premanisme hendaknya tidak digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Sebab, kalau ingin bersama-sama membangun kota Jakarta sebagai kota yang sejahtera untuk semua kalangan, maka silaturahmi merupakan salah satu cara yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. “Dengan cara ini, kita bisa hidup saling hormat-menghormati dan menghargai,” ujarnya.

Terkait sering terjadinya tawuran antar ormas dan pemuda, Prijanto menegaskan bukan berarti Pemprov DKI dapat seenaknya membubarkan ormas yang ada di DKI Jakarta. Pasalnya, pembentukan ormas dilindungi dan diatur dalam undang-undang, sehingga tidak bisa dilarang keberadaannya. Selain itu, semua orang berhak berorganisasi dan berkumpul dalam satu wadah. Namun, harus dikoordinir dengan baik.

Pangdam Jaya Mayjen Marciano Norman, menyesalkan betapa mudahnya masyarakat diadu domba. “Sangat menyedihkan melihat antar warga bentrok. Masalah kecil diselesaikan dengan pengeroyokan. Padahal bentrokan itu merugikan kita semua dan tidak ada yang diuntungkan,” kata Marciano.

Dia juga mengimbau warga Jakarta agar dapat menyelesaikan segala permasalahan dengan cara yang bermartabat, melalui komunikasi yang baik dengan mencarikan solusi yang tidak merugikan orang lain dan hubungan yang telah dibina. Jangan memberikan peluang sekecil apa pun yang dapat digunakan oknum tak bertanggung jawab untuk mengadu domba sesama warga Jakarta.

“Kita tidak boleh merasa takut di lingkungan kita sendiri. kalau ada masalah kita selesaikan dengan baik. Agar situasi Jakarta tidak mencekam, mari kita eratkan persatuan dan kedamaian kota ini bersama-sama,” tandasnya. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails