JAKARTA, MP - Sebanyak 5.500 pelaku UKM (usaha kecil menengah) di Jakarta Pusat, saat ini telah siap menghadapi Free Trade Agreement Cina-ASEAN atau pasar bebas Cina ASEAN tahun 2010. Langkah mereka untuk maju dalam pasar bebas ini juga mendapatkan dukungan dari Sudin Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan setempat.Kepala Sudin Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Jakarta Pusat, Johan Affandi, mengatakan, para pelaku UKM memang harus mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri yang datang ke Indonesia. Mereka harus memiliki banyak strategi mengingat produk luar negeri banyak yang dijual dengan harga murah di Jakarta. “UKM Jakarta Pusat secara umum sudah siap menghadapi pasar bebas tahun 2010,” ujar Johan, Senin (4/1).
Kendati begitu ia mengakui bahwa dari 5.500 UKM yang ada, baru 5 persen saja yang bisa mengirim produknya ke luar negeri. Biasanya produk yang dikirim itu bentuknya adalah tas, batik, sepatu, dan layang-layang. Sebab sejumlah barang itu saat ini masih diminati produknya di luar negeri.
Johan menyebutkan, masih minimnya jumlah UKM yang mengirim produknya ke luar negeri disebabkan banyak hal. Diantaranya adalah, tidak adanya pemesan dari luar negeri. Kemudian minimnya anggaran yang dimiliki para perajin UKM, sehingga mereka tidak dapat meningkatkan produktivitasnya.
“Tidak dapat dipungkiri, kendala di lapangan dari UKM untuk dapat bersaing adalah soal biaya yang kurang. Kemudian cara mengerjakanya masih manual dan kurangnya promosi ke luar negeri,” lanjutnya.
Karenanya untuk meningkatan produktivitas mereka, Sudin KUMKMP Jakarta Pusat, menggelar berbagai pelatihan dan bimbingan teknik (bintek). Sehingga para pelaku UKM ini dapat lebih meningkatkan inovasi dan kreasinya agar dapat bersaing dengan produk luar negeri.
"Dukungan dari pemerintah juga perlu untuk mendorong UKM agar bisa bersaing, dengan memberikan pelatihan-pelatihan serta promosi produk lebih ditingkatkan," tambahnya. Pelatihan yang diberikan antara lain pada bulan November lalu, terhadap 50 pelaku UKM.
Sementara, hadirnya pasar bebas 2010, saat ini masih ditanggapi dingin oleh para pedagang tekstil. Salah satunya Hamdi, pedagang Blok A Tanahabang yang mengaku tetap eksis berjualan. Bahkan ia mengaku saat ini belum merasakan pengaruh adanya pasar bebas. “Tidak ada pengaruhnya bagi pedagang. Buktinya, saat ini seluruh barang yang masuk selalu laku terjual dan kami tentu mendapatkan keuntungan,” ujarnya. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar