Minggu, November 15, 2009

Palang Pintu Otomatis Busway di Kwitang Rusak

JAKARTA, MP - Upaya Dinas Perhubungan DKI dan BLU Transjakarta untuk mensterilkan jalur bus Transjakarta dari kendaraan umum belum sepenuhnya berhasil. Betapa tidak, sebagian besar jalur bus Transjakarta kini laiknya jalan umum. Apalagi, pada jam-jam sibuk. Misalnya, di koridor VI (Dukuh Atas-Ragunan) antara Halte Mampang sampai dengan Halte Warungjati, koridor III (Kalideres-Harmoni) antara Halte Tambora sampai Pesakih, dan Koridor II (Pulogadung-Harmoni) antara Tugu Tani-Halte Kwitang sampai Halte Senen.

Bahkan terasa miris rasanya saat melihat palang pintu otomatis di Halte Kwitang sudah tak berfungsi. Palang pintu otomatis yang resmi dioperasikan September 2008 itu, kini sudah rusak lantaran tak terawat. Belum lagi, di kawasan tersebut juga tidak dijaga sehingga kendaraan umum dengan leluasa masuk ke jalur bus kebanggaan warga Jakarta itu.

Kondisi ini tentu membuat citra bus Transjakarta dan Dinas Perhubungan DKI kurang baik. Sebab, dengan aksi penyerobotan tersebut jalur bus Transjakarta menjadi terganggu dan tidak bebas macet. "Kalau bisa yang masuk jalur busway Transjakarta-red) ditilang saja. Soalnya, kalau kendaraan umum masuk jalur busway kan bikin macet busway juga," kata Ira (26), warga Cakung, salah satu pengguna busway di Halte Senen, Minggu (15/11).

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI, Riza Hasyim, mengakui, untuk membuat jalur Transjakarta steril dari kendaraan umum tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setidaknya, selain regulasi, juga dibutuhkan kesadaran dari para pengguna jalan itu sendiri. Minimal, masyarakat mau menghargai bus Transjakarta dengan tidak menyerobot jalur bus Transjakarta.

"Seluruh upaya untuk membuat jalur bus Transjakarta steril sudah kita lakukan. Mulai dari kampanye simpatik hingga penilangan bersama pihak kepolisian. Tapi upaya itu tidak akan maksimal jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat," ungkapnya.

Riza juga mengakui, sejauh ini upaya Dishub DKI dengan BLU Transjakarta memasang palang otomatis juga belum efektif. Namun, ia berjanji akan terus mencari terobosan untuk mensterilkan jalur bus Transjakarta.

"Soal palang itu kita kerja sama dengan pihak ketiga. Dalam penerapannya memang menjadi tidak efektif karena dia (pihak ketiga-red) minta kopensasi yang lebih dan kita tidak bisa memberikan itu. Sehingga, jadilah seperti sekarang," ungkapnya. "Kopensasinya apa? Saya tidak bisa sebutkan," imbuhnya.

Kendati demikian, Riza meminta semua pihak untuk bisa bersabar. Sebab, Dinas Perhubungan DKI bersama BLU Transjakarta bertekad akan terus memperbaiki pelayanan bus Transjakarta untuk kepentingan warga Jakarta. Sementara itu, Kepala BLU Transjakarta, Daryati Asriningrini, sejauh ini belum bisa memberikan keterangan karena tidak bisa dihubungi. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails