Senin, November 16, 2009

2010, DKI Terapkan Transmigrasi Perkotaan

JAKARTA, MP - Program transmigrasi yang digagas Pemprov DKI Jakarta bekerja sama Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) RI, mulai diminati masyarakat. Karenanya, mulai tahun 2010, kuota transmigran asal DKI akan ditambah dari 100 KK (kepala keluarga) menjadi 200 KK per tahun.

Bahkan agar minat warga ibu kota semakin tinggi terhadap program transmigrasi itu, ke depan akan diterapkan konsep baru yakni transmigrasi perkotaan. Tujuannya untuk mendampingi pelaksanaan konsep pedesaan yang sudah bertahun-tahun dilakukan. Konsep transmigrasi perkotaan ini merupakan penempatan para transmigran di daerah perkotaan untuk memulai usaha baru di bidang otomotif, wiraswasta atau usaha mandiri, dan peternakan.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan, program transmigrasi rutin dilaksanakan setiap tahun atas kerja sama Pemprov DKI dengan Depnakertrans. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup warga transmigran. “Kegiatan ini rutin kita lakukan, setiap tahun kita kirim 100 KK,” kata gubernur usai melepasi 100 KK transmigran asal DKI di Balaikota, Senin (16/11).

Gubernur mengatakan, saat ini Depnakertrans RI telah mempunyai program untuk menambahkan kuota jumlah transmigran asal DKI Jakarta, yakni menjadi 200 KK per tahun.

Mengenai penerapan program transmigrasi perkotaan, akan disiapkan suatu konsep perkotaan modern di daerah transmigrasi yang dituju. Berbagai fasilitas, sarana dan prasarana pun akan disiapkan untuk menunjang kesuksesan program tersebut. Sehingga ke depan diharapkan program transmigrasi ini lebih diminati oleh masyarakat Jakarta.

Sebelum menjadi transmigran, tentunya warga yang berminat harus mengikuti proses seleksi dan tes psikologi. Ini maksudnya agar saat diberangkatkan ke daerah tujuan, mereka tidak kembali lagi ke Jakarta.

Kepala Disnakertrans DKI, Deded Sukandar, mengatakan, sebenarnya Disnakertrans telah mengajukan penambahan kuota transmigran ke lembaga eksekutif dan legislatif sebanyak 500 KK untuk program tahun 2010. Namun karena keterbatasan anggaran, baik di Pemprov DKI maupun Depnakertrans, penambahan hanya maksimal mencapai 200 KK.

“Sebetulnya saya minta 500 KK, tetapi anggaran tidak memungkinkan untuk itu. Jadi cuma disetujui 200 KK,” kata Deded yang turut mendampingi Gubernur DKI Jakarta saat melepas para transmigran DKI secara simbolis di Balaikota DKI.

Dengan adanya program transmigrasi perkotaan oleh Depnakertrans, kata Deded, bukan berarti program transmigrasi pedesaan yang lebih condong ke arah pertanian dan perkebunan itu akan dihilangkan, melainkan akan berjalan beriringan. “Mudah-mudahan tahun depan, transmigran bukan hanya dikirim ke daerah pedesaan atau terpencil, tetapi bisa dikirim ke daerah perkotaan yang sangat cocok bagi warga DKI Jakarta,” ujarnya.

Munculnya program transmigrasi perkotaan ini, diawali adanya empat transmigran DKI Jakarta meraih prestasi sebagai pengusaha ternak terbaik tingkat nasional. Diantaranya dua orang pengusaha ternak asal daerah transmigrasi Kabupaten Banyuasin, Kalimantan Selatan dan dua orang asal Sumatera Utara. “Mereka beternak ayam buras. Usaha ternak mereka sangat berhasil, bahkan bisa menyekolahkan anak-anak mereka ke Universitas Indonesia,” ungkapnya.


Untuk mendukung program tersebut, Deded menegaskan pihaknya telah menyiapkan pelatihan keterampilan di bidang bengkel otomotif, wirausaha bekerja sama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta dan usaha peternakan. Pelatihan dilakukan selama tujuh hari di Dedung Transiko, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. “Intinya mereka akan berwiraswasta, punya usaha dagang mandiri. Transmigran akan ditempatkan di kota-kota besar,” imbuhnya.

Nantinya setiap KK akan diberikan rumah tinggal, lahan pertanian seluas 2 hektar, jaminan hidup 1 tahun, bantuan bibit dan pupuk, peralatan tidur, dapur, penerangan, pertanian, dan sandang. “Pemprov DKI melalui MoU dengan pemerintah kabupaten setempat pun memfasilitasi para transmigran dengan memberikan rumah tinggal, lahan, jaminan hidup serta bantuan lainnya. Hal ini menjadi modal mereka untuk hidup diwilayah baru,” ungkapnya.

Diyakini, program ini juga menjadi solusi untuk mengatasi masalah pengangguran di Jakarta. Ia merinci, 100 transmigran yang diberangkatkan tahun 2009 ini masing-masing ke Bengkulu sebanyak 28 KK atau 100 jiwa. Kemudian ke Sumut sebanyak 25 KK atau 81 jiwa, ke Kalsel sebanyak 25 KK atau 105 jiwa, serta ke Sulawesi Tenggara sebanyak 22 KK atau 87jiwa. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails