Iskandarsyah, petugas CC Satkorlak PB DKI, mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat secara dini menghadapi bencana banjir.
Sehingga warga dapat melakukan antisipasi secepat mungkin menyelamatkan harta dan benda serta melakukan persiapan banjir. Dia mencontohkan seperti Kali Angke, Jakarta Barat sudah dapat diprediksikan perjalanan air diperlukan waktu 4 jam hingga mencapai pintu air (PA) Cengkareng Drain dan menggenangi Durikosambi dan Rawabuaya.
Begitu juga bila terjadi luapan Kali Pasangrahan akan sampai PA Cengkareng Drain dalam waktu 4,5 jam dan mengenangi Cirendeu, Pondokpinang, Deplu, Cipulir, dan Sukabumiutara. Perjalanan air dari kali Krukut Hulu hingga PA Karet mencapai 4 jam sebelum menggenangi Puloraya, Mampang dan Pejompongan. Luapan air Kali Ciliwung membutuhkan waktu 6 jam hingga sampai PA Manggarai dan membenamkan Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Kebunbaru, Bidaracina, Kampungmelayu, Bukitduri, Jatipinggir.
Sedangkan luapan air Kali Cipinang butuh waktu 4,5 jam hingga mencapai PA terdekat dan membanjiri Kampungrambutan, Kramatjati, Halim, Cipinangbesar, ASMI, Kelapagading, dan Yos Sudarso. Perjalanan air Kali Sunter butuh 4,5 jam hingga mencapai Cipinangindah, Jatinegara, Pulonangka, ASMI, Kelapagading dan Yos Sudarso. “Jika terjadi luapan di kali-kali tersebut, kita sudah langsung menginformasikan ke kelurahan-kelurahan agar mempersiapkan warganya menghadapi datangnya luapan air,” ungkap Iskandarsyah di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu (14/10).
Untuk menghadapi bencana banjir, dia menerangkan, Pemprov DKI sudah menyiapkan sejumlah peralatan pendukung. Rinciannya, 150 buah perahu karet dari Satpol PP, perahu karet Satkorlak 206 unit, dapur umum 242 unit, tenda pleton 162 buah, kendaraan roda empat 442 unit, 4 helikopter, 160 CCTV, 1 unit Bus Komando Satkorlak PBP, dan 1 server data base desiminasi cuaca.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan telah melakukan langkah strategi antisipasi dengan pola koordinasi yang lebih intensif. “Persiapan dan antisipasi sudah dilakukan,” ujar Fauzi Bowo di Balaikota, Rabu (14/10). Langkah lainnya ditambahkan Fauzi dengan mengubah rencana pengelolaan penangan bencana atau disaster management plan (DMP). Salah satunya ialah penyempurnaan taman interaktif sebagai tempat evekuasi korban bencana. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar