Kamis, September 10, 2009

Angkutan Umum Biang Kerok Kemacetan

JAKARTA, MP - Macet sudah dalam taraf memprihatinkan di wilayah Jakarta dan sekitarnya diperkirakan juga mengakibatkan kerugian hingga sekitar Rp28 triliun per tahun.

Menurut pakar lingkungan Fakultas Tehnik Universitas Indonesia Dr Firdaus Ali MSc, dalam diskusi di Jakarta, Kamis (10/9), mengatakan, kerugian tersebut dibagi atas beberapa sektor, seperti kerugian akibat bahan bakar, kerugian waktu produktif warga, kerugian pemilik angkutan umum, dan kerugian kesehatan.

"Jumlah kerugian yang paling besar adalah BBM, sebesar Rp10,7 trilun per tahun," katanya.

Sedangkan jumlah kerugian terbesar kedua adalah kerugian waktu produktif warga negara yang diperkirakan mencapai Rp9,7 triliun per tahun.

Namun, yang paling dicemaskan adalah kerugian di sektor kesehatan yaitu sebanyak Rp5,8 triliun per tahun. Kerugian kesehatan antara lain karena stres atau faktor polutan asap yang keluar saat kemacetan dan terhirup oleh warga ibukota lainnya yang sedang melintas.

Sedangkan kerugian yang diderita pemilik angkutan umum bisa mencapai Rp1,9 triliun per tahun karena berkurangnya jumlah rit yang bisa ditempuh angkutan umum akibat macet.

Hal tersebut, ujar Firdaus, juga merupakan ironi karena angkutan umum merupakan salah satu faktor utama yang menjadi penyebab kemacetan di ibukota dan menumpuknya angkutan dari wilayah Depok,Tangerang,Bogor dan Bekasi.

Sementara itu, sampai saat ini Pemprov DKI terus bekerja keras untuk mengatasi kemacetan yang terjadi. (red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails