Jumat, Maret 12, 2010

Santunan Kecelakaan Kerja di DKI Rp 116 Miliar

JAKARTA, MP - Jumlah santunan kecelakaan kerja di DKI Jakarta yang harus dibayarkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Ini disebabkan adanya peningkatan jumlah kecelakaan tenaga kerja peserta Jamsostek. Sepanjang tahun 2009 saja, Jamsostek telah membayarkan santunan sebesar Rp 116,692 miliar. Dana tersebut antara lain untuk jaminan kecelakaan kerja (JKK) sebesar Rp 72,452 miliar dan jaminan kematian (JKM) sebesar Rp 44,240 miliar.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI, jumlah penduduk DKI Jakarta mencapai 9,2 juta orang. Dari jumlah tersebut, warga yang telah bekerja sebanyak 2.331.580 orang, terdiri laki-laki sebanyak 1.590.189 orang dan perempuan 741.391 orang. Mereka telah bekerja di 31.152 perusahaan. Sedangkan pencari kerja saat ini mencapai 531.642 orang.

Data Jamsostek yang dikeluarkan Disnakertrans DKI Jakarta, pada tahun 2007 terdapat 20.978 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 1.968.634 orang menjadi anggota Jamsostek. Pada tahun yang sama, terdapat JKK sebanyak 6.380 orang dengan pembayaran santunan Rp 48,510 miliar dan JKM sebanyak 2.195 orang dengan pembayaran santunan sebesar Rp 25,732 miliar.

Kemudian pada tahun 2008, terdapat 24.606 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 2.180.049 orang menjadi anggota Jamsostek. Sepanjang tahun 2008, terdapat JKK sebanyak 9.888 orang dengan pembayaran santunan Rp 69,898 miliar dan JKM sebanyak 2.857 orang dengan pembayaran santunan sebesar Rp 31,427 miliar.

Selanjutnya di tahun 2009, terdapat 29.264 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 2.318.906 orang menjadi anggota Jamsostek. Sepanjang tahun 2009, terdapat JKK sebanyak 9.177 orang dengan pembayaran santunan Rp 72,452 miliar dan JKM sebanyak 2.974 orang dengan pembayaran santunan sebesar Rp 44,240 miliar.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto menerangkan, kecelakaan kerja sering kali terjadi diakibatkan minimnya pimpinan perusahaan dalam melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selain itu, faktor sumber daya manusia (SDM) yang bekerja dengan sembrono, ceroboh dan tidak mengikuti aturan keselamatan kerja. Juga dikarenakan kurangnya atau tidak adanya prosedur kerja yang aman serta pengamanan alat kerja yang tidak memenuhi syarat.

“Masih cukup banyak pemimpin perusahaan yang enggan melakukan K3 hanya dengan alasan penghematan biaya. Sehingga mereka enggan mengganti peralatan kerja yang sudah rusak atau membeli peralatan kerja yang berkualitas rendah karena harganya murah,” kata Prijanto usai pengukuhan pengurus dan anggota Panitia Pembina K3 di Jakarta Utara.

Karena mengganti peralatan kerja yang murah dan tidak memenuhi standar mengakibatkan kecelakaan kerja para pekerjanya. Dampaknya, pemimpin perusahaan mengalami kerugian lebih besar lagi seperti terjadinya kebakaran, robohnya bangunan dan harus mengeluarkan biaya pengobatan atau perawatan pekerja yang terluka akibat kecelakaan kerja.

Kenyataannya, kasus kecelakaan kerja yang cukup tinggi membuat banyak waktu kerja yang hilang dan produktivitasnya menurun. Oleh karena itu, Pemprov DKI meminta pemilik perusahaan untuk membantu Pemprov DKI untuk melaksanakan K3 di tempat masing-masing. Perusahaan harus meningkatkan perlindungan terhadap pekerja, asset perusahaan, masyarakat, dan mencegah terjadi pencemaran lingkungan.

“Mereka pun harus membina kepada semua pekerja dan operator untuk meningkatkan kesadaran serta keterampilan kerja,” tandas Prijanto. Tak hanya itu, menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan sehingga kecelakaan kerja dan penyakit dapat dicegah dan diminimalkan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, Deded Sukendar menegaskan, untuk mengawasi penerapan K3 dalam perusahaan, pihaknya telah menerima hibah dari Depertemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi berupa satu unit mobil pengawas K3. “Mobil ini mengangkut berbagai macam peralatan untuk membantu investigasi bila terjadi kasus kecelakaan kerja,” kata Deded. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails