Sabtu, Juli 18, 2009

RT/RW Harus Aktifkan Siskamling

JAKARTA, MP - Peristiwa ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton yang menewaskan 8 orang dan 53 luka-luka membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengupayakan peningkatan keamanan di ibu kota. Salah satunya, dengan mengintensifkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) di setiap RT dan RW. Sehingga, keamanan lingkungan di setiap wilayah akan tetap terjaga dengan baik.

Kendati demikian, Gubernur DKI Jakarta DKI Jakarta Fauzi Bowo mengimbau kepada seluruh warga Jakarta tetap tenang. Jangan mudah terkecoh dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Dan yang paling penting setiap warga wajib mengamankan lingkungan masing-masing.

"Bagi para ketua RT dan ketua RW harus melakukan siskamling. Segera laporkan apabila ada hal yang mencurigakan kepada pihak keamanan atau kepolisian," tegasnya.

Selain siskamling, seluruh warga Jakarta juga diminta mencermati para pendatang baru di wilayahnya. Jika pendatang baru tersebut tidak melaporkan diri selama 1x24 jam, warga yang mengetahui hal itu wajib melaporkan kedatangan orang baru tersebut kepada ketua RT atau RW setempat.

"Bagi orang baru, seperti kos, kontrak, atau bermalam, saya harap lapor RT. Jika ada yang tidak lapor, warga saya harap segera lapor pada RT atau RW," pintanya.

Sedangkan kepada pemilik gedung perkantoran, hotel, restoran, toko-toko, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan gedung-gedung apartemen juga diimbau agar meningkatkan sistem keamanan setempat.

"Tentunya kita semua berharap kejadian ini tidak terulang lagi di ibu kota dan Jakarta tetap aman," tandas orang nomor satu di DKI Jakarta itu.

Atas peristiwa yang menimpa hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, gubernur menyampaikan duka yang mendalam. Terlebih kepada keluarga dan kerabat korban, baik itu korban meninggal dunia maupun korban luka-luka. "Saya prihatin dan turut berdukacita atas kejadian ini, baik kepada korban luka maupun meninggal," tutur Fauzi Bowo.

Gubernur juga mengimbau kepada seluruh warga Jakarta agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing provokasi dalam bentuk apa pun. Serta mengajak seluruh warga Jakarta untuk menyerahkan penanganan kasus ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton kepada aparat kepolisian yang saat ini sedang berupaya keras mengungkap pelaku dan mengamankan ibu kota.

"Mari kita serahkan sepenuhnya penanganan kejadian ini kepada pihak kepolisian," harapnya.

Peristiwa ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, menurut Wakil Gubernur DKI Jakata, Prijanto, disebabkan lemahnya pengamanan di dua lokasi tersebut. Utamanya dalam menyisir setiap tamu yang akan masuk hotel.

Berdasarkan pengalaman pribadi, Prijanto menuturkan, seringkali petugas keamanan enggan melakukan pemeriksaan secara menditail kepada para tamu dan kendaraan yang masuk. Tamu hanya diperiksa secara asal, begitu juga dengan mobil akan masuk lokasi hanya disuruh buka pintu dan bagasi tanpa ada pemeriksaan lebih lanjut.

"Kalau itu terjadi berarti pengamanan di hotel perlu dikaji ulang. Misalnya buka mobil cuma dilihat tapi tidak diperiksa. Jadi harus ada profesinalime penjagaan dan kecerdasan satpam perlu dilatih dan ditingkatkan. Karena kita tidak tahu mobil yang diparkir di suatu tempat dipasang alat peledak atau tidak," ujarnya.

Begitu juga dengan masyarakat yang diperiksa, ia juga mengimbau jangan merasa terganggu. Sebab, hal itu untuk keamanan bersama. "Jadi sekali lagi, kita tidak perlu risih dengan pemeriksaan, agar tempat yang kita datangi benar-benar aman," tambahnya.

Meski demikian, Prijanto juga menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam dan turut berduka cita atas jatuhnya korban meninggal dunia. "Saya turut berdukacita atas jatuhnya korban. Kejadian ini bagi saya pribadi merupakan perbuatan biadab dan bodoh,” kata Prijanto usai Rapat Paripurna pemandangan fraksi terhadap Raperda APBD-P DKI 2009 di gedung DRPD DKI.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Ade Surapriatna, mengutuk aksi peledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. "Bila tertangkap, pelaku pantas dihukum mati," ujar Ade. Dia juga meminta kejadian ini dijadikan pelajaran berharga bagi petugas keamanan seperti satpam tempat penginapan.

Saat ini di beberapa pusat objek vital kerap tebang pilih saat melakukan pemeriksaan terhadap pengunjung yang datang. Yakni pemeriksaan hanya dilakukan terhadap warga sipil. Padahal tidak menutup kemungkinan aksi teror dapat juga dilakukan oleh orang dalam dalam hal ini karyawan.

Ade mengimbau kepada seluruh warga Jakarta untuk mengamankan wilayah masing-masing. Sebab, menurut Ade, ruang aktvitas teroris kerap dilakukan di pemukiman warga. "Warga harus cermat dan sensitif terhadap pendatang baru yang gelagatnya mencurigakan," sambungnya. (mp/*bjc)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails